Simak Gan! Ini Deretan Aset Potensi 'Cuan' di Tahun Macan Air

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
02 February 2022 16:50
Ilustrasi Perencanaan Keuangan (Dok: Freepik)
Foto: Ilustrasi Perencanaan Keuangan (Dok: Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun Baru China 2573 Kongzili atau Imlek yang jatuh pada Selasa kemarin (01/02/2022). Sejumlah aset investasi diprediksi akan menemukan peruntungannya pada tahun Macan Air ini.

Tahun lalu, orang beramai-ramai memborong sejumlah aset investasi. Mulai dari, membeli aset kripto hingga membuat kapitalisasi pasarnya sempat menembus US$ 3 triliun, sampai mengoleksi deretan saham emiten bank digital yang membuat valuasinya membumbung tinggi.

Untuk tahun ini, Pakar Feng Shui Yulius Fang menjelaskan, ada dua kelompok aset yang bisa disimak, yakni aset yang prospektif dan yang disarankan.

Aset prospektif, kata Yulius, berarti yang trennya sedang meningkat, sedangkan aset yang disarankan berarti mengacu pada kondisi yang ada.

Untuk aset prospektif, pada tahun 2022, jelas Yulius, bidang usaha yang spekulatif akan meningkat tajam, seperti tren aset kripto, valas (valuta asing/forex).

Seiring dengan tren spekulasi 'tingkat tinggi' tersebut, Yulis memprediksi, akan marak terjadi penipuan di aset-aset tersebut pada tahun ini.

"Kemarin kan sudah ada ya, yang robot atau skema ponzi, dan sebagainya. Ini kita sudah warning [memberi peringatan] sebelumnya bahwa ini [tren penipuan] akan terjadi. Dan ini baru puncak es saja," jelas Yulius Fang kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/2).

Alasan bidang atau aset yang bersifat spekulasi akan menjadi tren, kata Yulius, tak lepas dari sifat Macan Air itu sendiri. "Macan merupakan elemen yang berhubungan dengan sifat ambisius, impulsif, atau mengikuti kata hati," ujar Yulius.

Memang, apabila menilik secara historis, harga aset kripto bergerak liar bak roller-coaster. Pada awal November tahun lalu, harga bitcoin-aset kripto terjumbo-sempat menyentuh level tertinggi US$ 69 ribu sebelum kemudian terjungkal hingga US$ 38.320 per hari ini.

Soal kasus penipuan, menjelang akhir tahun lalu heboh kasus Sunton Capital (SuntonFX). Kemudian, di awal pekan ini dalam rapat kerja Komis VI DPR dengan Kementerian Perdagangan terungkap ada satu kampung terkena penipuan yang mengatas namakan trading forex.

Sementara, untuk aset investasi yang disarankan adalah aset yang bisa menjadi lindung nilai untuk mencegah inflasi yang sedang meninggi, terutama di negara-negara utama.

Yulius menjelaskan, kenaikan inflasi di sejumlah negara terjadi seiring pandemi Covid-19 yang menghambat pasokan (supply) barang serta komoditas yang pada gilirannya turut menaikkan harga barang.

Sebagai contoh, Amerika Serikat (AS) mencatat inflasi 7% secara tahunan di tahun 2021, level tertinggi sejak tahun 1982.

Inflasi yang meninggi membuat bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mengencangkan kebijakan moneternya tahun ini. Mulai dari pengurangan pembelian nilai program pembelian obligasi dan surat berharga (quantitative easing/QE) sampai rencana kenaikan suku bunga sampai 3 kali di tahun ini.

Dari dalam negeri, hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS), mengumumkan inflasi Indonesia untuk Januari 2022 sebesar 2,18% secara tahunan (yoy), menjadi yang tertinggi sejak Mei 2020, tetapi masih tetap rendah dan berada di kisaran target Bank Indonesia (BI) di 2-4%.

Untuk itu, menurut hemat Yulius, ada empat aset yang disarankan pada tahun ini.

Pertama, Yulius menyarankan aset obligasi. "Selama bunga obligasi tinggi, ini cukup safe (aman)," katanya.

Ia menambahkan, apabila imbal hasil (yield) obligasi negara (ORI) rendah, investor juga bisa memilih obligasi dari korporasi yang terpercaya (trusted) dan bereputasi bagus.

Kedua, emas. Yulius bilang, ini karena emas punya kecenderungan untuk meningkat tahun ini.

"Jadi, logam mulia, khususnya, bisa menjadi pilihan alternatif buat mereka yang mau lindung nilai," kata Yulius.

Untuk prospek emas tahun ini, sejumlah analis memiliki pandangan yang beragam.

Wang Tao, Analis Teknikal Reuters, misalnya, memperkirakan harga emas akan menguji titik resistance US$1.926/troy ons pada kuartal I-2022.

Penembusan di atas titik itu akan membuat harga naik lagi ke US$ 1.982-2.073/troy ons. Target harga terdekat ada di US$1.921/troy ons.

Pandangan bullish juga dibagikan oleh Ahli Strategi Komoditas Senior Bloomberg Intelligence Mike McGlone. Melansir Kitco, McGlone memprediksi, emas bisa mencapai US$ 1.900/troy ons, dengan dasar harga yang solid di US$ 1.700/troy ons.

Ketika bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) bersiap untuk menaikkan suku bunga dan mengurangi likuiditas, jelas McGlone, logam mulia berpotensi berkinerja terbaik tahun ini.

Sementara, menurut outlook 2022 London Bullion Market Association (LBMA), di antara 34 analis yang berpartisipasi dalam survei 2022, ekspektasi harga emas relatif stabil, sekitar US$ 1.801,90/troy ons, relatif tidak berubah dari harga rata-rata tahun lalu $1.798,60/troy ons.

Asal tahu saja, per 14.23 WIB hari ini, harga emas dunia di pasar spot dibanderol di US$ 1.797,50/troy ons.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

Ketiga, Yulius menyarankan aset properti. Asalkan, jelas dia, lokasi aset properti tersebut tidak berada di area/daerah bubble alias yang dipatok dengan harga tinggi.

"Biasanya [harga] properti bubble itu 'digorengnya' kelewatan [tinggi]," kata Yulius.

Dengan kata lain, ujar Yulius, properti yang prospektif adalah yang berlokasi di kawasan yang cukup strategis, tetapi belum begitu heboh dipromosikan. Selain itu, Yulius menyarankan jenis properti residensial atau jenis properti untuk disewakan macam vila.

"Jadi, yang saya sarankan adalah kalau mau beli [properti] pun, di daerah yang berada di lintasannya, jalur MRT, LRT, jalur-jalur kereta dan dekat dengan pusat perbelanjaan," tutur Yulius.

Kemudian, keempat, Yulius juga melihat sejumlah saham masih menarik untuk dikoleksi pada tahun ini, sembari menekankan soal sifat fluktuatif dan spekulatif dari saham itu sendiri.

Adapun, saham-saham yang bisa menjadi aset lindung nilai, kata Yulius, mulai dari perbankan, pertambangan (baik energi maupun mineral), properti dan konstruksi (berikut industri penyokongnya), pertanian & komoditas (sawit sampai peternakan).

Yulius mengatakan, untuk saham pertambangan energi masih menarik di bulan-bulan awal tahun ini. "Di semester kedua, energi [migas dan batu bara] akan mulai terjadi tren penurunan," imbuh dia.

Sementara, kata dia, pertambangan mineral masih akan oke di semester kedua.

Sektor pariwisata juga menarik untuk disimak seiring orang mulai bergerak di tengah kejenuhan akibat pageluk Covid-19.

"[Ini] mengingat tahun Macan Air adalah tahun yang berhubungan dengan traveling. Dan macannya adalah movement [pergerakan], seperti sifat pohon yang bertumbuh dan sebagainya, serta airnya adalah punya jiwa yang bergerak. Seperti air yang mengalir dari gunung sampai ke laut," beber Yulius.

Cukup senada dengan aset pilihan Yulius di atas, Certified Financial Planner Arief Budiman mengatakan, ada dua alternatif aset investasi yang bisa dipilih tahun ini, yakni obligasi pemerintah (ORI atau sukuk) dan properti.

"Pertimbangannya [memilih obligasi pemerintah] adalah kondisi saat ini yang masih uncertainty [diliputi ketidakpastian] dan juga memberikan imbal hasil yang cukup bagus," jelas Arief kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/2).

Kemudian, Arief menjelaskan, properti juga bisa menjadi pilihan karena kebutuhan 'papan' diprediksi meningkat. "Namun, ekonomi belum tentu recover [pulih] secara keseluruhan," pungkasnya.

Memang, Tim Riset CNBC Indonesia menilai, sektor properti dan konstruksi--yang sensitif terhadap kondisi ekonomi--berpotensi akan diuntungkan dengan pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat pada tahun ini.

Kebijakan pelonggaran LTV 0% yang masih diberlakukan juga menjadi katalis positif untuk sektor properti.

Hanya saja, pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya terkendali akan tetap menjadi backdrop atau sentimen negatif bagi pasar dan berpotensi mengganggu pemulihan yang terjadi sejak tahun lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular