Analisis Teknikal

Sudah Ambil Ancang-ancang IHSG SIap Melesat Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
31 January 2022 12:50
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)ditutup di zona hijau pada sesi pertama perdagangan terakhir bulan Januari 2022.

IHSG terpantau berhasil menghijau dengan kenaikan 0,04% di level 6.648,42 setelah bergerak liar bak roller coaster seharian dan sempat betah di zona merah sebelum akhirnya kembali naik jelang penutupan sesi pertama.

Transaksi terpantau berada di kisaran Rp 9 triliun dengan investor asing yang melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 82 miliar.

Membuka perdagangan pekan ini, para pelaku pasar memantau berberapa sentimen.Pertama,aktivitas manufaktur China melambat pada bulan Januari dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut karena langkah pengetatan dalam upaya meredam penyebaran virus corona penyebab Covid-19.

Indeks manufaktur PMI yang disurvei oleh Badan Statistik Nasional China (NBS) tercatat 50,1 pada Januari. Angka tersebut turun dari bulan Desember sebesar 50,3.

Secara terpisah, survei yang dilakukan oleh majalah bisnis Caixin mencatat PMI Manufaktur China sebesar 49,1 pada bulan Januari, turun 50,9 pada bulan Desember. Ini berarti aktivitas manufaktur China masuk ke zona kontraksi.

Dari dalam negeri, rilis inflasi dan PMI manufaktur akan rilis pekan depan patut dicermati. Berdasarkan pemantauan harga pada minggu keempat Januari,Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Januari sebesar 0,53%month-to-month(mtm), turun dari inflasi bulan lalu sebesar 0,57% mtm.

Inflasi yang turun pada Januari 2021 disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah melandainya kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, walaupun masih harganya masih tinggi. Kemudian, melejitnya kasus Covid-19 akibat varian Omicron cukup memberi dampak terhadap kepercayaan masyarakat untuk berbelanja.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.

Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.700. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.580.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 61 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.


Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular