Cadangan Emas Belum Pulih, Produksi Emas ANTM Tertahan
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) mengumumkan produksi emasnya tahun lalu relatif stagnan atau hanya naik 1% menjadi 1.690 kg (54.334 troy oz) dari semula sejumlah 1.672 kg (53.756 troy oz). Produksi ini datang dari tambang Pongkor dan Cibaliung.
Meski tahun lalu mengalami kenaikan tipis, produksi ANTAM berada dalam tren penurunan di mana pada tahun 2014 produksi tahunan mencapai 2,34 ton, tahun 2017 1,96 ton dan dalam dua tahun terakhir kembali turun dan stagnan di level 1,6 ton emas per tahun.
Hal ini salah satunya terjadi karena menipisnya cadangan di dua situs penambangan utama, meskipun tahun 2020 jumlah cadangan emas tambang yang dimiliki ANTAM mengalami kenaikan tapi levelnya masih lebih rendah dari tahun cadangan tahun 2018. Selain itu, laju kenaikan tersebut tampaknya tidak cukup tinggi bagi perusahaan untuk meningkatkan produksi emas tahunannya.
Sementara itu volume penjualan perusahaan emas ANTAM sepanjang tahun 2021 lalu tercatat meningkat 35% menjadi 29.385 kg (944.750 troy oz) dari tahun 2020 yang berada di angka 21.797 kg (700.789 troy oz).
Selanjutnya kenaikan paling signifikan terjadi pada produksi bijih nikel yang sepanjang tahun lalu harganya di pasar logam global ikut melambung tajam. Sepanjang tahun lalu, ANTAM tercatat memproduksi 11,01 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel, tumbuh 131% dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 4,76 wmt.
Volume penjualan juga naik 132% menjadi 7,64 wmt dari semula 3,30 wmt tahun 2020 lalu.
Sementara itu komoditas seperti bauksit dan alumina juga mengalami kenaikan produksi meskipun angkanya tidak setinggi yang terjadi di Nikel masing-masing sebesar 8% dan 3%. Produksi ferronikel tercatat relatif stabil, sedangkan produksi perak terjadi penurunan 8,25% dengan produksi tahun lalu turun 990 kg dari tahun 2020.
Dari sisi penjualan alumina dan bauksit juga tercatat naik, ferronikel stabil dan perak merosot nyaris sepertiga atau berkurang 31,65%, dari semula 14,59 ton di tahun 2020 menjadi hanya 9,97 ton sepanjang tahun 2021 lalu.
Perusahaan juga mengumumkan tahun lalu telah aktif melakukan eksplorasi dengan fokus tiga logam mineral utama yakni emas, nikel dan bauksit dengan anggaran tercatat sebesar Rp 130,68 miliar.
Eksplorasi emas di lakukan di wilayah tambang Pongkor, nikel di daerah Tapunopaka, Pomalaa dan Maniang yang berlokasi di Sulawesi Tenggara, serta Tanjung Buli, Maluku. Sedangkan untuk bauksit eksplorasi dilakukan di wilayah Tayan, Kalimantan Barat.
(fsd/fsd)