The Fed Boleh Agresif, Tapi Pelaku Pasar Lirik Rupiah Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 28/01/2022 14:30 WIB
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) sudah mengindikasikan akan agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya di tahun ini. Tetapi, bukan berarti dolar AS menjadi digdaya, para pelaku pasar justru perlahan mulai melirik rupiah lagi.

Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters yang dirilis Kamis kemarin.

Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.


Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

Survei terbaru yang dirilis hari ini, Kamis (27/1) menunjukkan angka untuk rupiah di 0,12, membaik dari dua pekan lalu 0,2.

Artinya, meski The Fed agresif dalam mengetatkan moneternya, sentimen pelaku pasar juga membaik. Jika survei selanjutnya menunjukkan angka negatif, maka akan menjadi kabar bagus bagi rupiah, peluang penguatannya akan cukup besar.

Dari survei tersebut pelaku pasar sudah mengambil posisi long yuan China, dolar Singapura dan dolar Taiwan.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Ada Kekhawatiran Inflasi di AS Tak Melandai


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI & The Fed Tahan Suku Bunga, IHSG Melemah Lebih Dari 1%

Pages