Hebat Juga Rupiah... Bisa Perkasa Saat Dolar Banyak 'Beking'
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung bergerak menguat pada perdagangan hari ini, Jumat (28/1/2022), di tengah banyaknya sentimen positif terhadap dolar AS. Kok bisa?
Kala pembukaan pasar spot, rupiah menguat 0,17% ke Rp 14.360/US$. Penguatan sempat terakselerasi menjadi 0,24%, tetapi tidak lama terpangkas hingga tersisa 0,03% saja di Rp 14.380/US$ selang beberapa jam kemudian.
Hal tersebut wajar saja, karena pada hari ini, sentimen positif banyak terjadi di AS. Mengacu kepada CNBC International, ekonomi Amerika Serikat (AS) mencatat pertumbuhan terkuatnya dalam hampir empat dekade setelah pemerintah memompa triliunan dolar untuk bantuan Covid-19, dan di tengah hambatan pandemi, krisis rantai pasokan dan inflasi.
Ekonomi tumbuh 5,7% pada 2021, terkuat sejak 1984 sebab tercatat bahwa pemerintah AS menyediakan bantuan pandemi senilai US$ 6 triliun. Hal ini merupakan kali pertama dalam 20 tahun bahwa ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari ekonomi China. Presiden AS Joe Biden dengan cepat memberikan pujian atas kinerja yang menakjubkan yang diyakini bukan sebagai kebetulan belaka.
"Kami akhirnya membangun ekonomi Amerika dan saya mendesak Kongres untuk melanjutkan momentum ini dengan mengesahkan undang-undang untuk membuat Amerika lebih kompetitif, memperkuat manufaktur dan inovasi, dan menurunkan biaya makanan," tutur Biden dikutip dari Reuters.
Selain itu, Produk Domestik Bruto (PDB) AS meningkat secara tahunan sebanyak 6,9% pada kuartal IV-2021. Survei dari Reuters memperkirakan PDB naik pada tingkat 5,5% saja, yang artinya PDB AS telah melampaui ekspektasi.
Departemen Tenaga Kerja merilis laporan ekonomi, tercatat angka pengangguran turun 30,000 pekan lalu menjadi 260,000 orang. Penurunan tajam terdapat di beberapa wilayah seperti Kentucky, Texas, new Jersey, New York serta Pennsylvania.
Melansir Reuters, para analis percaya bahwa nasib baik akan terjadi di AS dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 4%, walaupun terdapat sentiment negatif di awal tahun.
Pergerakan liar rupiah tersebut terjadi akibat besarnya tekanan dari eksternal, serta kemungkinan intervensi yang dilakukan Bank Indonesia. Di tengah banyaknya sentimen positif di AS dari laporan ekonomi dari beberapa departemen, bisa saja membuat dolar AS menguat pekan ini dan menekan performa rupiah di pasar spot.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)