
Bursa Asia Dibuka Cenderung Mixed, Nikkei Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka cenderung bervariasi pada perdagangan Jumat (28/1/2022), di tengah masih volatile-nya pasar saham Amerika Serikat (AS), di mana investor bereaksi terhadap komentar dari bank sentral AS dan data awal pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal keempat tahun 2021.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 1,17%, Shanghai Composite China menguat 0,39%, dan Straits Times Singapura naik 0,11%.
Sedangkan untuk indeks KOSPI Korea Selatan dibuka melemah 0,6% dan Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,09%.
Di Korea Selatan, data output industri dan penjualan ritel periode Desember telah dirilis pada pagi hari ini.
Dari data output industri, produksi industrial Negeri Ginseng pada Desember tahun lalu cenderung turun tipis menjadi 6,2% secara tahunan (year-on-year/YoY), dari sebelumnya sebesar 6,3% pada Desember 2020, berdasarkan data dari Tradingeconomics.
Sedangkan secara bulanan (month-on-month/MoM), produksi industrial Korea Selatan pada Desember tahun lalu juga turun menjadi 4,3%, dari sebelumnya pada November 2021 sebesar 5,3%.
Adapun untuk penjualan ritel Negeri Ginseng pada Desember tahun lalu naik menjadi 6,5% (YoY) dan menjadi 2% (MoM).
Beberapa bursa Asia yang kembali menghijau pada hari ini terjadi di tengah meningkatnya volatilitas pasar AS, di mana pada perdagangan Kamis kemarin waktu AS, Wall Street kembali ditutup terkoreksi, karena diliputi oleh ketidakpastian.
Indeks Dow Jones ditutup turun tipis 0,02% ke level 34.160,78, S&P 500 melemah 0,54% ke posisi 4.326,50, dan Nasdaq Composite ambruk 1,4% menjadi 13.352,78.
Pasar cenderung bereaksi negatif setelah rilis pernyataan rapat komite pengambil kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) pada hari Rabu waktu AS, yang siap meninggalkan era suku bunga nol.
Pada sesi tanya jawab berikutnya, Ketua The Fed, Jerome Powell meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih banyak pada tahun ini dari yang diperkirakan sebelumnya, di mana kenaikan suku bunga oleh The Fed dimulai pada Maret.
"Saya akan mengatakan bahwa komite berkeinginan untuk menaikkan suku bunga dana federal pada pertemuan Maret, dengan asumsi bahwa kondisinya sesuai untuk melakukannya," kata Ketua The Fed, Jerome Powell kepada wartawan seusai rapat FOMC, Rabu (26/1/2022) waktu setempat.
Sementara itu dari data ekonomi, data awal pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal IV-2021 telah dirilis pada Kamis kemarin. Data awal Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal IV-2021 naik menjadi 6,9% dan menjadi yang tercepat dalam hampir empat dekade.
Di lain sisi, ketegangan geopolitik makin memanas, ketika Rusia terus membangun pasukan di sepanjang perbatasan Ukraina dan para sekutu menghindari konflik di wilayah tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
