Analisis Teknikal

Ekonomi Paman Sam Bawa Kabar Baik, IHSG Ijo Royo-royo Ga Nih?

Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 28/01/2022 06:15 WIB
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,16% di level 6.611,16 kemarin, Kamis (27/1/2022). Untuk hari ini pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen yang berpeluang menjadi penggerak pasar.

Pertama adalah kinerja Wall Street. Rebound indeks harga saham Bursa New York tak terlepas dari rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan.

Produk Domestik Bruto (PDB) yang menjadi indikator perekonomian negara AS tercatat tumbuh 6,9% quarter-on-quarter (qoq) pada kuartal IV-2021.


Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 2,3% qoq dan jauh lebih tinggi dari perkiraan konsensus di 5,5% qoq.

Pertumbuhan ekonomi AS tersebut didasarkan pada pembacaan awal PDB dan masih mungkin direvisi baik ke atas maupun ke bawah.

Meskipun begitu, tingginya pertumbuhan ekonomi AS di atas ekspektasi pelaku pasar cukup menjadi sentimen positif untuk harga aset berisiko seperti saham.

Ini bisa menjadi sinyal positif untuk bursa saham Asia yang buka pada hari ini, termasuk untuk IHSG. Namun apakah sentimen positif tersebut mampu mengerek kinerja IHSG? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Sejatinya sejak bulan November 2021 IHSG cenderung bergerak sideways di rentang level 6.600-6.700. Perlu katalis positif yang kuat untuk membuat IHSG keluar dari level mager-nya tersebut.

Apabila mengacu pada indikator teknikal dengan periode waktu harian (daily), indikator Bollinger Band (BB) yang mencerminkan batas bawah (support) dan batas atas (resistance), IHSG berada di rentang support dan resisten di 6.563-6.647.

Menggunakan indikator lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum, kenaikan IHSG pada perdagangan kemarin dibarengi dengan momentum beli yang menguat.

Hanya saja penguatan momentum beli cukup terbatas karena RSI naik dari level 46,91 menjadi 48,24. Artinya momentumnya masih belum cukup kuat sehingga IHSG rawan terombang-ambing.

Ini sejalan dengan pola konsolidasi IHSG yang terbentuk sejak bulan November tahun lalu. Sebagai informasi indikator RSI mengukur momentum jenuh beli (overbought) di level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di level 20-30.

Kemudian jika menggunakan indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 berada di bawah garis EMA 26 dengan pola menurun dan membentuk divergensi. Adapun bar histogram berada di area negatif. Ini menunjukkan kalau IHSG sebenarnya juga rawan terkoreksi.

Berdasarkan indikator teknikal, hari ini IHSG berpeluang untuk bergerak di kisaran 6.560-6.650. Namun IHSG perlu konsisten berada di atas level psikologis 6.600 terlebih dahulu untuk membentuk tren penguatan (bullish).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat