Dow Futures Tertahan Pasca Pengumuman Hasil Rapat The Fed

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Kamis, 27/01/2022 18:31 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Kamis (27/1/2022), setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan hasil rapat yang telah dilaksanakan dua hari beruntun.

Kontrak futures indeks saham Dow Jones cenderung flat setelah pulih dari penurunan yang terjadi sebelumnya, mencapai hampir 500 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 naik 7 poin dan Nasdaq menguat 0,4%.

Beberapa saham di sektor teknologi naik di sesi pasca-penutupan, setelah bergerak mengayun di pasar reguler. Saham Netflix melonjak lebih dari 4% setelah Direktur Utama Pershing Square Capital Management Bill Ackman memborong saham senilai US$ 3,1 juta.


Saham Tesla naik hampir 3% setelah merilis kinerja keuangan yang baik. Sementara itu, saham Intel malah anjlok 2% padahal kinerja keuangannya baik.

Kemarin, di pasar regular, indeks Dow Jones berakhir turun 129 poin setelah sempat naik lebih dari 500 poin selepas pengumuman The Fed. Indeks S&P 500 melemah 0,2% dan Nasdaq bergerak flat setelah didukung oleh laporan kinerja keuangan Microsoft.

Pekan yang volatil ini akan berlanjut hingga Rabu (26/1/2022) dan saham-saham akan bergerak turun setelah The Fed memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga acuan untuk menekan inflasi.

Ketua bank sentral AS Jerome Powell mengatakan masih ada peluang untuk menaikkan suku bunga acuan tanpa mengancam pasar tenaga kerja. Sehingga, imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun naik menjadi 1,8%.

"Sembari menjelaskan bagaimana The Fed akan mulai mencabut kebijakan moneter yang akomodatif, hasil rapat kurang memberikan petunjuk kapan dan seberapa kuat perubahan kebijakannya," tutur Ahli Strategi Perencanaan Senior Allianz Investment Management Charlie Ripley dikutip dari CNBC International.

Setelah konferensi pers dari Powell, beberapa investor memperkirakan suku bunga acuan akan naik hingga lima kali di tahun ini. Ketidakpastian tentang kapan dan seberapa besar rencana pengetatan kebijakan moneter The Fed telah diprediksikan sejak rapat di Desember.

Ripley menambahkan bahwa pertemuan hari ini membuat pasar yakin bahwa kenaikan suku bunga acuan akan dimulai pada Maret, tapi ketika bos bank sentral tidak memberikan informasi kapan, maka ada kesempatan besar bahwa The Fed akan bergerak pelan-pelan.

"Pasar sedang kehilangan akal sehatnya, sehingga menciptakan kesempatan yang baik untuk pertumbuhan investor jangka panjang, untuk mengangkat saham-saham yang bagus, karena itu belum terlalu berdampak kepada perusahaan yang mempunyai utang," tutur pemilik perusahaan perencanaan dan management Upholding Robert Cantwell.

Dia juga menambahkan bahwa sejak akhir tahun lalu pasar sudah agresif dengan memangkas harga saham perusahaan yang diperkirakan menghasilkan uang ke depannya. Hari ini investor akan disibukkan dengan rilis kinerja keuangan dari Mastercard, Deutsche Bank, Blackstone, Southwest Air dan JetBlue yang akan dirilis sebelum pasar perdagangan dibuka.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Produk Unggulan Asuransi 2025 Saat Ekonomi Penuh Tantangan