Seharian Dikocok-kocok, IHSG Berhasil Finis Hijau

Putra, CNBC Indonesia
27 January 2022 15:16
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,16% di level 6.611,16 pada perdagangan hari ini, Kamis (27/1/2022).

Di sesi I, indeks bergerak fluktuatif namun berakhir melemah. Di sesi kedua IHSG bangkit dan berhasil kembali menembus level psikologis 6.600.

Nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp 11.11 triliun. Namun asing net sell Rp 24,3 miliar di pasar reguler, cenderung tipis.

Saham yang paling banyak dilepas asing diantaranya saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) dengan net sell lebih dari Rp 50 miliar.

Sedangkan saham yang banyak diborong asing adalah saham duo bank BUMN yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy Rp 152 miliar dan Rp 34 miliar.

IHSG mampu bangkit meski mayoritas bursa saham Asia masih terbenam di zona merah. Indeks Nikkei Jepang dan Hang Seng Hong Kong yang paling parah keduanya melemah lebih dari 3% dan 2%.

Semalam kinerja Wall Street kembali tak memuaskan. Indeks Dow Jones dan S&P 500 melemah 0,38% dan 0,15%.

Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) memberikan sinyal jelas akan menaikkan suku bunga Maret. Hal ini bakal dilakukan pertama kalinya pasca memangkasnya hingga nol akibat pandemi Covid-19.

Langkah The Fed tersebut akan mengakhiri era "easy money". The Fed menaikkan suku bunga guna memerangi inflasi AS yang merajalela meski diyakini harga akan mulai turun tahun ini.

"Saya pikir ada sedikit ruang untuk menaikkan suku bunga tanpa mengancam pasar tenaga kerja."

Powell mengatakan pasar tenaga kerja telah membuat kemajuan yang luar biasa. Peningkatan pekerjaan solid dalam beberapa bulan terakhir.

"Rata-rata 365.000 per bulan selama tiga bulan terakhir," ujarnya lagi.

Dia menolak untuk membahas kemungkinan ukuran kenaikan suku bunga yang akan segera datang. Namun, ia mengatakan pemulihan di ekonomi terbesar dunia itu cukup kuat sehingga dapat menangani biaya pinjaman yang lebih tinggi.

Sebelumnya, indeks harga konsumen (IHK/CPI) AS naik 7% pada Desember dari 12 bulan sebelumnya. Ini berarti inflasi tahunan menyentuh kenaikan tercepat selama hampir 40 tahun terakhir, tertinggi sejak 1982.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular