Kurs Dolar Australia Nyemplung ke Bawah Rp 10.200, Ada Apa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 January 2022 13:40
Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia jeblok melawan rupiah pada perdagangan Kamis (27/1) hingga ke bawah Rp 10.200/AU$. Memburuknya sentimen pelaku pasar pasca pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dini hari tadi memberikan tekanan bagi dolar Australia.

Melansir data dari Refinitiv, dolar Australia melemah 0,58% ke Rp 10.149/AU$, yang merupakan level terendah sejak 6 Desember lalu. Posisi dolar Australia sedikit membaik, pada pukul 10.50 WIB berada di Rp 10.176/AU$ atau melemah 0,31%.

The Fed dalam pengumuman dini hari tadi mengindikasikan akan agresif dalam menormalisasi kebijakan moneternya di tahun ini. Alhasil, bursa saham global merosot yang menjadi indikasi memburuknya sentimen pelaku pasar.

Dolar Australia merupakan mata uang yang dianggap risk on, artinya ketika sentimen pelaku pasar bagus nilainya cenderung menguat, begitu juga sebaliknya ketika sentimen memburuk nilainya akan turun.

Rupiah juga sebenarnya mengalami tekanan, selain dari The Fed ada juga dari dalam negeri. Kenaikan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) kembali membuat was-was pelaku pasar. Kemungkinan diketatkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) semakin besar.

Kemarin Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 7.010 kasus konfirmasi positif, jauh lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya sebanyak 4.878 orang.
Penambahan kasus tersebut menjadi yang tertinggi sejak 7 September lalu. DKI Jakarta masih memimpin penambahan kasus sebanyak 3.509 kasus.

Seperti diketahui, dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) 05/2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2, dan Level 1 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali, menunjukkan DKI Jakarta masih berada di level 2. Hanya 1 wilayah yang masuk level 3 yakni Kabupaten Pamekasan di Jawa Timur.

Namun level tersebut bisa saja berubah pekan depan melihat kasus Covid-19 yang terus menanjak, terutama akibat varian Omicron. Hal tersebut yang diantisipasi pelaku pasar sehingga membuat rupiah tertekan.

Tekanan dari dalam dan luar negeri tersebut kemungkinan membuat Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi guna menstabilkan rupiah. Hal ini bisa berdampak juga pada penguatan rupiah melawan dolar Australia.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular