
Investor Cenderung Berhati-Hati, Harga SBN Cenderung Menguat

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (26/1/2022), di tengah sikap investor yang cenderung wait and see menunggu rilis hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) edisi Januari 2022.
Mayoritas investor memburu obligasi pemerintah pada hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil atau yield. Hanya SBN bertenor 10 dan 30 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan kenaikan yield dan pelemahan harga.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara berbalik naik 0,3 basis poin (bps) ke level 6,411%, sedangkan untuk yield SBN berjatuh tempo 30 tahun menguat 0,3 bp ke level 6,889%.
Adapun yield SBN berjangka waktu 15 tahun dan 25 tahun cenderung stagnan atau sama dengan level pada perdagangan kemarin, yakni di level 6,403% dan 7,241%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Sentimen pasar global pada hari ini masih cenderung negatif, meski di pasar saham regional (Asia) dan Indonesia sudah mulai pulih dari zona koreksi.
Sentimen cenderung negatif datang dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk global.
Lembaga keuangan yang bermarkas di Washington tersebut menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 4,4% tahun ini.
Hanya saja untuk Indonesia, IMF masih memberikan proyeksi yang cukup bagus. Untuk tahun 2022, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,6% dan tahun 2023 bisa tumbuh 6%.
Selain dari IMF, sejatinya koreksinya kembali bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Selasa kemarin waktu AS menandakan bahwa pasar saham global masih cenderung volatil, sehingga sikap investor masih cenderung berhati-hati.
Di lain sisi, yield surat utang pemerintah AS (Treasury) cenderung naik tipis pada perdagangan pagi hari ini waktu AS, jelang pengumuman hasil rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) edisi Januari 2022.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury bertenor 10 tahun cenderung naik tipis 0,2 bp ke level 1,787%, dari sebelumnya pada penutupan Selasa kemarin di level 1,785%.
Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) akan berakhir pada hari ini dan hasilnya akan diumumkan pada pukul 14:00 waktu AS atau dini hari besok sekitar pukul 02:00 WIB.
Pasar memperkirakan The Fed tidak akan mengumumkan perubahan kebijakannya pada rapat edisi Januari 2022. Namun diperkirakan, The Fed akan memberi sinyal untuk menaikkan suku bunga acuannya pada Maret mendatang.
The Fed tidak hanya akan mengerek suku bunga sebanyak 3 kali di tahun ini, bank sentral Negeri Paman Sam tersebut juga kemungkinan akan mengurangi nilai neracanya (balance sheet).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi