
Keperkasaan Rupiah Terpangkas pada Siang Hari, Apa Pemicunya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan pasar hari ini, Rabu (26/1/2022), meski keperkasaannya terpangkas pada tengah hari. Apa saja pemicunya?
Rupiah terapresiasi di awal perdagangan pasar sebanyak 0,35% ke Rp 14.300/US$. Selang beberapa jam, penguatan rupiah terpangkas hanya menjadi 0,14% ke Rp 14.330/US$. Pada pukul 13:00 WIB, keperkasaan rupiah kembali terpangkas, menjadi hanya 0,03% ke Rp 14.345/US$.
Pada hari ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ada beberapa strategi yang akan ditempuh BI pada tahun ini, mulai dari mendukung pertumbuhan ekonomi hingga menjaga pasar keuangan tetap stabil. Terutama untuk menjaga agar nilai tukar rupiah tidak bergerak melemah di pasar spot.
Dia meyakini nilai tukar rupiah bisa perkasa, jika ekonomi kuat dan inflasi terjaga dengan baik. Diperkirakan bahwa ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 5,4% dan perkiraan kredit perbankan bisa tumbuh sekitar 7-9% dibandingkan dengan tahun lalu.
Selain itu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) kembali naik 1,82% dari posisi penutupan perdagangan kemarin, setelah berhasil naik tiga hari beruntun. Jika harga energi melaju terus, maka Indonesia akan diuntungkan sebagai pemasok komoditas energi dunia khususnya batu bara.
Indonesia adalah eksportir batu bara terbesar di dunia. Berdasarkan data Badan Energi Internasional (IEA), ekspor batu bara dari Indonesia tercatat sebesar 405 juta ton. Sehingga harga yang meningkat dapat membuat pendapatan Indonesia juga meningkat.
Sementara itu, sentimen negatif terlihat pada bursa saham Wall Street yang berakhir di zona koreksi pada Selasa (25/1), di mana sektor teknologi kembali menjadi sasaran aksi jual oleh investor.
Hal tersebut bisa menjadi indikasi jika investor cemas terhadap proyeksi pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral AS (The Fed) yang dinilai sangat agresif. Bank sentral pimpinan Jerome Powell ini akan mengumumkan kebijakan moneternya pada Kamis (27/1) dini hari waktu Indonesia, atau kurang dari 24 jam lagi.
Banyaknya sentimen negatif terhadap dolar AS, membuat investor beralih untuk membeli aset yang minim risiko, seperti emas atau yen Jepang. Mengacu kepada Refinitiv, dolar AS di pasar spot hari ini melemah tipis 0,057 poin atau 0,06% ke US$ 96,005.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penyebab Cadangan Devisa RI US$155,7 M: Utang Sampai Devisa Migas