Ramalan Ekonomi & Jurus BI Hadapi Tantangan pada 2022

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
26 January 2022 12:15
Gubernur BI Perry Warjiyo saat memberikan pemaparan di konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (19/7).Rapat Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Juli 2018 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reserve Reporter Rate tetap sebesar 5,25%, suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,50% dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,00%. Keputusan tersebut konsisten dengan upaya Bank Indonesia mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik ditengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi sehingga dapat menjaga stabilitas, khususnya stabilitas nilai tukar rupiah. Pelonggaran kebijakan makroprudensial oleh Bank Indonesia diyakini dapat meningkatkan fleksibilitas manajemen likuiditas dan intermediasi perbankan bagi pertumbuhan ekonomi. Ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, di tengah dinamika pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak merata. Ekonomi AS diprakirakan tumbuh tinggi dengan inflasi yang semakin meningkat, sementara pertumbuhan ekonomi Eropa terindikasi tidak sekuat prakiraan sebelumnya dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga belum meningkat. (Gubernur BI Perry Warjiyo saat memberikan pemaparan di konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (19/7).Rapat Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Juli 2018 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reserve Reporter Rate tetap sebesar 5,25%, suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,50% dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,00%. Keputusan tersebut konsisten dengan upaya Bank Indonesia mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik ditengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi sehingga dapat menjaga stabilitas, khususnya stabilitas nilai tukar rupiah. Pelonggaran kebijakan makroprudensial oleh Bank Indonesia diyakini dapat meningkatkan fleksibilitas manajemen likuiditas dan intermediasi perbankan bagi pertumbuhan ekonomi. Ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, di tengah dinamika pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak merata. Ekonomi AS diprakirakan tumbuh tinggi dengan inflasi yang semakin meningkat, sementara pertumbuhan ekonomi Eropa terindikasi tidak sekuat prakiraan sebelumnya dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga belum meningkat.)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meramal perekonomian dalam negeri akan lebih baik di tahun ini dibandingkan 2020 dan 2021. Ini tercermin dari indikator penopang perekonomian yang mencatatkan kinerja positif.

"The power of believe in future, Insya Allah 2022 lebih baik dari 2021," ujarnya dalam peluncuran Laporan Tahunan BI, Rabu (26/1/2022).

Menurutnya, apalagi kerjasama antara BI dan pemerintah terus diperkuat agar ekonomi bisa kembali pulih dari krisis pandemi Covid-19. Sehingga perekonomian diproyeksi bisa kembali ke level 5% di tahun ini.

"The power of we, the power of together, bisa taklukan masalah bersama dan ini sinergi kekuatan," kata Perry.

Selain itu, ada beberapa strategi yang akan ditempuh BI di tahun ini mulai dari mendukung pertumbuhan ekonomi hingga menjaga pasar keuangan tetap stabil. Terutama untuk menjaga agar nilai tukar rupiah tidak bergerak liar dari fundamentalnya.

"Nilai tukar rupiah memang akan jadi tekanan tahun ini, tapi komitmen kami jaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan koordinasi dengan Kementerian Keuangan," jelasnya.

Ia meyakini nilai tukar bisa terjadi terutama karena ekonomi yang lebih kuat dan inflasi terjaga dengan baik. Dimana perekonomian diproyeksi bisa tumbuh hingga 5,4% dan inflasi dijaga di 3% plus 1% di 2022.

Selain itu, permintaan akan kredit akan kembali tumbuh di tahun ini. Diprediksi kredit perbankan bisa tumbuh 7%-9% dibandingkan tahun 2021. Ini menandakan bahwa kondisi ekonomi dan konsumsi masyarakat mulai membaik dibandingkan tahun lalu.

Untuk mewujudkan ini, tentu syarat utamanya adalah vaksinasi yang dipercepat baik dosis kedua hingga booster. Dengan percepatan vaksinasi dan pengendalian Covid-19, maka pembukaan sektor ekonomi bisa kembali dilakukan.

"BI terus berkomitmen dengan stakeholders memperkuat sinergi untuk pemulihan ekonomi. Insya Allah akan lebih baik, mari optimistis dan bersinergi," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramalan Terbaru BI Soal Dunia: AS & India Cerah, China Makin Gelap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular