
Siapkan Jantung, IHSG Berpotensi Tinggalkan Level 6.500

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib nahas harus dialami bursa saham Benua Kuning termasuk Indonesia. Indeks harga sahamnya kompak melemah di zona merah.
Untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) koreksi yang terjadi sebesar 1,31%. Indeks ditutup di level 6.568,17 pada perdagangan kemarin (25/1).
Meskipun sempat mencatatkan net sell yang cukup besar di sesi I perdagangan, asing memanfaatkan momentum koreksi IHSG untuk melakukan aksi beli. Di pasar reguler asing net buy Rp 36,61 miliar.
Pergerakan mayoritas bursa saham Asia juga senada dengan IHSG. Hanya VN-Index (Vietnam) dan PSEi (Filipina) yang selamat dari koreksi. Keduanya menguat masing-masing 2,77% dan 0,49%.
Untuk perdagangan hari ini, Rabu (26/1/2022), pelaku pasar perlu mencermati beberapa sentimen yang akan menggerakkan pasar.
Pertama dan terutama, momen pengumuman kebijakan bank sentral AS Federal Reserve Bank (The Fed) yang tinggal hitungan jam.
Pasar menantikan bagaimana arah suku bunga acuan AS ke depan. Untuk saat ini konsensus masih sepakat, paling cepat The Fed menaikkan di bulan Maret dan akan menaikkan suku bunga acuan 4x sepanjang 2022.
Selanjutnya, keadaan geopolitik Benua Biru juga sedang tegang menyusul konflik antara Rusia dan Ukraina yang belum menemui titik temu dan berpotensi untuk tereskalasi menjadi konflik militer.Â
Aset keuangan seperti saham masih akan terus diwarnai dengan volatilitas yang tinggi. Untuk melihat arah pergerakan IHSG hari ini, berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Berdasarkan indikator BB, level support terdekat IHSG berada di 6.561. Sedangkan level resisten terdekat di 6.646 selanjutnya di 6.731.
Apabila melihat indikator Relative Strength Index (RSI), terjadi penguatan momentum jual IHSG yang terindikasi dari penurunan RSI menjadi 43,89.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di area 58,80.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah berada di bawah garis EMA 26 dan bar histogram berada di area negatif.
Secara teknikal, IHSG berpeluang menguji level support terdekatnya di 6.561. Apabila level tersebut tertembus, maka IHSG berpeluang keluar dari level 6.500 atau tepatnya di 6.480.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000