PPKM Jakarta Tak Naik ke Level 3, Rupiah kok Masih Lemah?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 January 2022 09:08
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah lagi melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Selasa (25/1) setelah kemarin batal menguat akibat spekulasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di DKI Jakarta bakal naik level alias diperketat. 

Melansir data dari Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.340/US$. Setelahnya rupiah melemah tipis 0,07% ke Rp 14.350/US$ pada pukul 9:06 WIB. Kemarin saat pembukaan perdagangan rupiah sebenarnya melesat 0,24%, tetapi di akhir perdagangan justru melemah 0,03%. 

Kabar baik datang dari dalam negeri (untuk sementara), status PPKM di DKI Jakarta masih tetap level 2. Kemarin, sempat beredar spekulasi jika PPKM di DKI Jakarta bakal naik level 3 setelah ada kode dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

"Teater perang pandemic yang terjadi di Jakarta menyebabkan asesmen situasi provinsi [DKI Jakarta] tersebut bisa mungkin berubah," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (24/1/2022).

"Rincian level PPKM dapat dilihat di Inmendagri yang terbit hari ini," kata Luhut.

Namun, Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) 05/2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2, dan Level 1 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali, menunjukkan DKI Jakarta masih berada di level 2. Hanya 1 wilayah yang masuk level 3 yakni Kabupaten Pamekasan di Jawa Timur.

"Khusus kepada Gubernur DKI Jakarta untuk wilayah Kabupaten/Kota dengan kriteria level 2," tulis salinan Inmendagri tersebut, seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (25/1/2022).

Seluruh wilayah DKI Jakarta tercatat masih menerapkan PPKM level 2 yaitu di Kepulauan Seribu, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat.

Tetapi, keputusan ini hanya berlaku satu pekan saja, ada kemungkinan perubahan level terjadi di pekan depan mengingat penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) khususnya varian Omicron terus menanjak.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 2.927 kasus konfirmasi positif. DKI Jakarta masih mencatatkan tambahan kasus harian terbanyak dengan jumlah 1.993 orang. Penambahan tersebut naik ketimbang hari sebelumnya sebanyak 1.217 orang.

Sementara itu perhatian utama masih tertuju ke pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) di pekan ini. Jelang pengumuman tersebut indeks dolar AS melesat 0,3% kemarin yang bisa memberikan tekanan ke rupiah.

Seperti diketahui, The Fed kemungkinan akan agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya di tahun ini. Hal itu terungkap dalam notula rapat kebijakan moneter edisi Desember yang dirilis awal bulan ini di mana The Fed berpeluang mengerek suku bunga sebanyak 3 kali di tahun ini, serta mengurangi nilai neracanya (balance sheet).

Bank investasi ternama, Goldman Sachs bahkan memprediksi Jerome Powell dan kolega bisa bertindak lebih agresif lagi.

Analis dari Goldman Sachs melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 4 kali di tahun ini, bahkan tidak menutup kemungkinan lebih banyak lagi akibat tingginya inflasi di Amerika Serikat.

"Prediksi dasar kami The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 4 kali di bulan Maret, Juni, September dan Desember. Tetapi Kami melihat risiko The Fed ingin menaikkan suku bunga di setiap pertemuan sampai proyeksi inflasi berubah," kata David Mericle, ekonom di Goldman Sachs kepada nasabahnya yang dikutip CNBC International, Minggu (23/1).

Melihat jumlah pertemuan The Fed sebanyak 8 kali di tahun ini, dan seandainya suku bunga mulai dinaikkan bulan Maret, artinya ada kemungkinan suku bunga bisa dinaikkan sebanyak 7 kali, jika melihat risiko yang dipaparkan Goldman Sachs.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Gembira di Awal 2023, Rupiah Siap Ngegas!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular