Masih Pagi Harga Minyak Sudah Ambruk! Ada yang Minus 2%...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 January 2022 07:24
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia anjlok pada perdagangan pagi ini. Maklum, harga si emas hitam sudah naik tajam sehingga menggoda investor untuk mencairkan cuan.

Pada Selasa (25/1/2022) pukul 06:59 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 86,27/barel. Turun 1,84% dari hari sebelumnya.

Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 83,31/barel. Ambles 2,15%.

Koreksi ini terjadi setelah harga emas melambung tinggi. Sejak akhir 2021 (year-to-date), harga brent dan light sweet melesat masing-masing 12,16% dan 12,42%.

Kenaikan harga yang sudah begitu tajam ini akan membuat investor tertarik untuk merealisasikan keuntungan. Kontrak minyak mengalami tekanan jual, dan harga turun.

Selain itu, ada kemungkinan investor khawatir dengan rencana pengetatan kebijakan moneter, terutama di Amerika Serikat (AS). Pasar meyakini bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bakal menaikkan suku bunga acuan empat kali tahun ini.

Kenaikan suku bunga acuan diperlukan untuk 'mengerem' laju perekonomian Negeri Paman Sam. Permintaan sudah naik tajam, kembali ke masa pra-pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) tetapi tidak diikuti oleh kemampuan dunia usaha dalam menyediakan barang dan jasa. Akibatnya, inflasi AS melambung dan menyentuh rekor tertinggi sejak 1982.

Untuk itu, The Fed perlu bertindak. Laju ekonomi harus diperlambat agar tidak terjadi overheat. Caranya adalah dengan menaikkan suku bunga.

Saat aktivitas ekonomi diperlambat, maka permintaan bahan bakar minyak juga akan berkurang. Ini membuat prospek harga minyak menjadi samar-samar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular