Analisis Teknikal

Banjir Sentimen Negatif, IHSG Berpotensi Merah Nih...

Putra, CNBC Indonesia
Selasa, 25/01/2022 06:35 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terindikasi kena serangan profit taking pada perdagangan Senin kemarin (24/1/2022) setelah tembus level All Time High (ATH) pekan lalu.

Indeks saham acuan nasional tersebut ditutup melemah 1,06% di level 6.655,17 pada akhir perdagangan. Asing yang sebelumnya membeli saham domestik jor-joran kini tampak tak seagresif dulu.

Di pasar reguler asing masih net buy Rp 27,21 miliar, tipis saja jika dibandingkan net buy asing pekan lalu yang bisa mencapai Rp 200 miliar per hari.


Untuk perdagangan hari ini investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Dari eksternal, kinerja saham Wall Street yang kembali galau setelah dibuka ambruk bisa memantik reaksi serupa di pasar keuangan Asia termasuk Indonesia.

Kemudian dari sisi pandemi, berbagai pihak mulai menyerukan adanya gelombang ketiga Covid-19, termasuk Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam pernyataannya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi tersebut mensinyalkan bahwa DKI Jakarta menjadi medan teater perang pandemi.

Ibu Kota kini sedang dalam pengawasan ketat. Luhut yang bertindak sebagai Jendral Perang RI melawan Covid-19 Jawa-Bali belum menuturkan lebih lanjut rencana penerapan PPKM di DKI Jakarta.

Sampai saat ini Jakarta masih masuk wilayah aglomerasi Jabodetabek yang berstatus PPKM Level 2. Namun jika melihat kenaikan kasus dan Jakarta kembali menjadi red zone, peluang pengetatan pembatasan aktivitas juga terbuka.

Sebagai informasi, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat, kasus aktif per kemarin bertambah menjadi 1.217 orang. Sehingga, total kasus di kawasan Ibu Kota kini mencapai 9.057 orang.

Adapun berdasarkan data Kementerian Kesehatan kemarin, tambahan kasus positif di DKI Jakarta mencapai 1.739 orang. Rinciannya 1.460 orang teridentifikasi sebagai kasus transmisi lokal.

Tren kenaikan kasus Covid-19 yang tajam dan semakin tingginya peluang gelombang ketiga Covid-19 menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan.

Lantas bagaimana prospek IHSG untuk hari ini? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Berdasarkan indikator BB, level support terdekat IHSG berada di 6.647. Sedangkan level resisten terdekat di 6.700 selanjutnya di 6.730.

Apabila melihat indikator Relative Strength Index (RSI), terjadi penguatan momentum jual IHSG yang terindikasi dari penurunan RSI menjadi 51,95.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di area 58,80.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 dan garis EMA 26 sudah membentuk pola menyempit atau konvergen.

Dengan mempertimbangkan adanya banjir sentimen negatif, maka besar peluang IHSG hari ini lanjut mengalami koreksi.

Apabila terjadi koreksi, maka ada peluang IHSG akan bergerak ke level support terdekat di 6.646. Jika level ini tertembus maka IHSG bisa longsor ke 6.600.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat