Analisis Teknikal

Wall Street 'Kebakaran', IHSG Bisa Longsor Nih...

Putra, CNBC Indonesia
24 January 2022 06:15
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,5% di level 6.726,37 yang menjadi level tertingginya sepanjang sejarah pada akhir pekan kemarin, Jumat (21/1/2022).

Setelah mencapai level All Time High (ATH), bagaimana prospek kinerja indeks saham acuan nasional tersebut hari ini?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut investor perlu mencermati sejumlah sentimen baik dari global maupun domestik serta faktor psikologis pasar.

Dari global, tiga indeks saham Wall Street kembali anjlok signifikan pada perdagangan terakhir pekan lalu. Indeks Dow Jones drop 1,30%, kemudian indeks S&P 500 drop 1,89%. Paling parah Nasdaq Composite yang terjungkal dengan koreksi 2,72%.

Koreksi tajam harga saham AS yang menjadi kiblat pasar keuangan global tentu saja menjadi sentimen negatif bagi aset berisiko seperti saham di kawasan Asia yang baru akan buka hari ini, Senin (24/1/2022).

Di awal pekan bank sentral AS (The Fed) juga akan menggelar rapat komite pengambil kebijakan (FOMC) tepatnya pada 25-26 Januari 2022.

Dengan inflasi di AS yang terus membandel, pasar memperkirakan The Fed bakal agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya.

The Fed diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan 4-5 kali pada tahun 2022. Setelah itu bank sentral AS juga diprediksi akan menempuh kebijakan moneter kontraktif dengan mereduksi ukuran neracanya (balance sheet).

Selain dua sentimen di atas, perkembangan pandemi Covid-19 juga masih akan menjadi cermatan. Semua disebabkan karena meluasnya infeksi varian baru Covid-19 Omicron.

Sejak ditemukan pada akhir November tahun lalu, kasus harian Covid-19 secara global naik sampai 4x dan sekarang tembus angka 3 juta per hari.

Sementara itu di dalam negeri, kasus infeksi harian Covid-19 meningkat hampir 18x sejak awal tahun. Hingga saat ini secara kumulatif ada 1.161 kasus konfirmasi Omicron ditemukan di Indonesia.

Setelah ditelusuri, lebih banyak infeksi yang ditemukan akibat imported case yang mengindikasikan sumbernya lebih banyak dari luar negeri.

Jika dilihat sentimen sedang tidak mendukung IHSG untuk menguat hari ini. Lantas bagaimana dengan indikator teknikalnya? Berikut ulasannya.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan pekan lalu, IHSG sejatinya sudah sangat dekat dengan level resistennya di 6.732.

Apabila melihat indikator Relative Strength Index (RSI) tekanan beli IHSG tampak meningkat. Hal ini terlihat dari indikator RSI yang bergerak naik ke level 60,37.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di area 58,80.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 dan garis EMA 26 sudah membentuk pola menyempit atau konvergen.

Peluang IHSG untuk naik ke level 6.733 sebenarnya masih ada. Namun jika melihat faktor psikologis IHSG yang sudah tembus level ATH ruang untuk melakukan profit taking juga terbuka.

Apabila terjadi koreksi, maka ada peluang IHSG akan bergerak ke level support terdekat di 6.641. Jika level ini tertembus maka IHSG bisa longsor ke 6.600.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular