Rupiah Perkasa, Tapi Sampai Kapan Ya?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
20 January 2022 12:16
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (20/1/2022). Penguatan mata uang Tanah Air terjadi setelah melemah 3 hari beruntun.

Rupiah terapresiasi 0,28% ke Rp 14.320/US$ kala pembukaan pasar spot. Namun pada pukul 11:00 WIB, penguatan rupiah tergerus dan tinggal tersisa 0,03%.

Penguatan rupiah pada hari ini dipicu oleh sentimen dalam negeri, yaitu pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Nilai tersebut menjadi suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia merdeka.

Namun, pelaku pasar memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan naik pada medio tahun ini. "Kenaikan suku bunga acuan kemungkinan baru terjadi pada semester II, sebanyak 50 basis poin (bps). Namun kenaikan ini akan tergantung dari perkembangan inflasi domestik," sebut Helmi Arman, Ekonom Citi.

Meski demikian, respons pelaku pasar baru akan terlihat sore nanti hingga besok. Sebab BI akan mengumumkan kebijakan moneternya beberapa saat sebelum perdagangan di dalam negeri ditutup.

Di sisi lain, performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup impresif. Pukul 11:52 WIB, IHSG naik ke level 6.630,822 (+0,59%). 

Pasar keuangan global mulai stabil setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS terkoreksi. Kemarin, yield surat utang pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden turun 2,14 poin menjadi 1,8539%. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular