
Dow Futures Menguat 40 Poin di Tengah Kenaikan Yield SBN AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures)indeks bursa Amerika Serikat (AS) cenderung menguat pada perdagangan Rabu (19/1/2022) setelah aksi jual di Wall Street yang dipicu oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.
Kontrak futures indeks saham Dow Jones naik 40 poin setelah turun lebih dari 200 poin kemarin. Kontrak serupa indeks S&P 500 naik 0,17%, sementara Nasdaq melemah 0,23%.
Saham Sony turun 4,7% setelah Microsoft berencana membeli perusahaan video game raksasa Activision Blizzard seharga US$ 68,7 miliar. PlayStation milik Sony berkompetisi dengan Xbox dari Microsoft. Saham Sony kemarin turun 7,2% setelah pada Senin tertekan akibat kabar akuisisi tersebut.
Secara keseluruhan, kontrak futures AS bergerak naik walaupun yield obligasi dengan periode 2 tahun naik menjadi 1,06% sementara yield tenor 10 tahun mencapai 1,89%.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun lebih dari 540 poin pada perdagangan kemarin. Neraca keuangan bank raksasa di Wall Street meleset dari proyeksi pasar menyusul kenaikan biaya operasional sebanyak 23%.
Indeks S&P 500 turun 1,8%, sementara di indeks Nasdaq turun 2,6% karena kinerja konstituen di sektor teknologi sensitif dengan kenaikan suku bunga acuan. Nasdaq berada di titik terendah selama 3 bulan karena pelaku pasar cemas bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya.
Yield obligasi tenor 10 tahun kemarin naik mencapai 1,87%. Nilai tersebut merupakan yang tertinggi dalam 2 tahun terakhir. Di awal tahun, yield tersebut berada di kisaran 1,5%, sementara yield obligasi periode 2 tahun naik 1% untuk pertama kali dalam 2 tahun terakhir.
Setelah bursa AS tutup senin lalu, investor memprediksikan adanya peluang pengetatan kebijakan yang lebih agresif dari The Fed.
Yield obligasi periode 2 tahun yang melampaui 1% menjadi indikasi bahwa The Fed akan lebih agresif untuk menaikkan suku bunga acuan selanjutnya, menurut Ryan Detrick, kepala perencana pasar LPL Financial. "Hal tersebut menambah kecemasan pasar di tengah kenaikan harga minyak US$ 85/barrel dan inflasi yang tinggi," tambahnya dikutip dari CNBC International.
Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, memproyeksikan bahwa pasar akan fokus pada level support di analisis teknikal, rilis laporan keuangan emiten, dan yield obligasi yang kian mendekati angka 2%.
Beberapa bank yang akan merilis laporan keuangan hari ini adalah Bank of America dan Morgan Stanley, tepat sebelum Wall Street buka.
Sebanyak 33 perusahaan yang menjadi konstituen indeks saham S&P 500 telah melaporkan neraca keuangan per kuartal IV-2021, di mana 70% di antaranya telah melebihi ekspektasi pelaku pasar di Wall Street. Procter & Gamble dan United Airlines dijadwalkan merilis neraca keuangannya pada hari yang sama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir