Digitalisasi Perbankan Kian Masif, BRI Beberkan Strateginya

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
19 January 2022 18:54
Keberlanjutan bisnis berdasarkan ESG atau sustainable finance menjadi salah satu perhatian utama investor untuk berinvestasi di korporasi besar, termasuk di emiten bank BUMN, PT Bank Rayat Indonesia Tbk (BBRI).
Foto: Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Sunarso (Dok. BRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso mengungkapkan dua tujuan dalam melakukan transformasi digital sejak 2016. Kedua tujuan ini ditetapkan BRI demi mendapat diversifikasi pemasukan, manajemen risiko yang lebih baik, dan memperkuat basis nasabah perseroan.

Kedua tujuan transformasi digital yang dilakukan BRI adalah efisiensi dan digitalisasi model bisnis untuk membuat model bisnis dan value baru. Transformasi digital BRI tersebut diberi nama BRIVolution 2.0, meneruskan transformasi BRIVolution 1.0 yang dimulai pada 2016 lalu.

"Pandemi di 2020 membuat BRIVolution 1.0 dievaluasi dan disesuaikan dengan challenge baru agar responnya lebih fit. Maka transformasi BRI Grup disebut BRIVolution 2.0 dan ingin menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion. Apa yang kami transformasi ada di dua area yaitu digital dan kultur," kata Sunarso dalam acara Money Talks CNBC Indonesia, Rabu (19/1/2022).

Menurut Sunarso, transformasi digital BRI diikuti seluruh entitas yang tergabung pada BRI Group. Transformasi bisnis proses dilakukan BRI agar perusahaan induk dan anak mendapat efisiensi. Kemudian BRI melakukan digitalisasi bisnis model untuk membuat bisnis dan value baru.

Salah satu contoh digitalisasi untuk membuat value baru adalah langkah BRI mengubah identitas PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) yang dulunya bernama PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga. Perubahan dilakukan karena BRI ingin Bank Raya menjadi bank digital.

Sunarso berkata, Bank Raya akan menjadi bank digital yang mendapat dukungan penuh dari perusahaan induk. Dia menjanjikan dukungan kepada Bank Raya tetap terjaga karena BRI memiliki pengalaman panjang sebagai bank konvensional dengan cabang di banyak tempat di Indonesia.

"Selain Bank Raya, digitalisasi (anak usaha lain) pada business process. Khusus Bank Raya kami ubah bisnis modelnya menjadi bank digital dan diharapkan bisa create value baru dan akan disupport induknya yang masih punya cabang konvensional," tuturnya.

Komitmen BRI melakukan transformasi dan digitalisasi terlihat dari alokasi anggaran perseroan setiap tahun. Sunarso berkata, BRI rutin menganggarkan dana Rp 7 triliun - Rp 8 triliun per tahun untuk belanja modal (capital expenditure). Dari jumlah tersebut, 57% dialokasikan untuk pengembangan teknologi informasi (IT).

"Jadi sedemikian concernnya kami terhadap digitalisasi maka capex pun 57% kami alokasikan untuk IT," ujarnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Keren! 7 Perusahaan Ini Jadi Paling Bernilai di Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular