
Pasar 'Huru-Hara', Rupiah Jadi Korbannya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih bergerak melemah pada perdagangan pasar hari ini (19/1/2022) di tengah turunnya bursa saham global.
Rupiah dibuka melemah pada perdagangan pasar sebanyak 5 Poin (-0,03%) dari penutupan perdagangan kemarin di level Rp 14.335/US$. Pada pukul 10:00 WIB, rupiah kembali terpuruk 30 poin (-0,21%) di level Rp 14.365/US$.
Sentimen negatif dapat dilihat dari bursa saham Asia, Eropa, dan Wall Street yang kompak memerah. Bursa saham Asia cenderung turun pada perdagangan hari ini.
Pukul 11:00 WIB tercatat indeks saham Nikkei (Jepang), Shanghai Composite (China), dan Straits Times (Singapura) kompak turun. Hanya Indeks saham Hang Seng Hong Kong yang naik sebanyak 0,02% ke level 24.117,260.
Hal tersebut diperkirakan karena adanya koreksi di bursa AS pada perdagangan Selasa kemarin waktu setempat, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles ke 35.368,469 (-1,51%), S&P 500 turun ke 4.577,11 (-1,84%), dan Nasdaq anjlok ke 14.506,90 (-2,6%).
Koreksi bursa saham Negeri Paman Sam terjadi di tengah melonjaknya kembali imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury Bond). Pada perdagangan kemarin, yield obligasi pemerintah AS enor 10 tahun sudah berada di kisaran 1,8%.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury bertenor 10 tahun naik sebesar 10,5 basis poin (bp) ke level 1,877% pada pukul 16:00 waktu setempat. Bahkan, Treasury berjatuh tempo 2 tahun saja naik ke atas level 1% untuk pertama kalinya sejak Februari 2020, atau sebulan sebelum pengumuman pandemi yang mengirim ekonomi AS ke dalam resesi.
Dari sisi kesehatan, World Health Organization (WHO) mengatakan kepada CNBC International bahwa kasus penyebaran Covid-19 varian Omicron telah naik 20% selama satu minggu secara global yang hampir menyentuh 19 juta kasus.
Dr Bruce Aylward, senior WHO mengingatkan bahwa penyebaran Omicron yang sangat cepat dapat menjadi kesempatan untuk virus tersebut bermutasi dan menghasilkan varian lain.
Pasar hari ini masih akan dibayangi oleh perkembangan kasus Covid-19, terutama di Tanah Air. Kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 1.362 kasus baru di Indonesia. Dengan begitu, total kasus konfirmasi mencapai 4.273.783 kasus.
Walaupun tingkat gejala yang ditimbulkan Omicron memang lebih ringan dari varian Delta, tapi kenaikan kasus Covid-19 tetap menjadi sentiment buruk untuk pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Hijau di Sesi I, Tapi Tetap Waspada!
