Bukan Hanya IHSG yang Terjungkal, Bursa Asia Juga!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
18 January 2022 12:44
pasar saham asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia terpantau melemah pada perdagangan Selasa (18/1/2022) siang waktu Indonesia, di mana indeks utama Asia berbalik arah setelah sempat menguat pada pagi hari ini.

Pada pukul 12:21 WIB, indeks Nikkei Jepang melemah 0,22% ke level 28.271,67, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,4% ke 24.120,939, KOSPI Korea Selatan merosot 0,93% ke posisi 2.863,33.

Sedangkan untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I ditutup ambles 1,41% ke level 6.551,597.

Sementara untuk indeks Shanghai Composite China menguat 0,5% ke level 3.559,55 dan Straits Times Singapura (STI) naik 0,15% ke 3.292,89.

Dari Jepang, bank sentral (Bank of Japan/BoJ) kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah -0,1%. Hal ini sejalan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan bahwa BoJ tetap akan mempertahankan suku bunga acuannya di bawah 0%.

BoJ juga mengatakan masih akan membeli sejumlah obligasi pemerintah Jepang yang diperlukan, sehingga imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Sakura bertenor 10 tahun akan tetap di kisaran 0%.

BoJ juga menaikkan targer inflasi jangka pendeknya untuk tahun fiskal yang dimulai pada bulan April 2021, di mana BoJ menaikan target inflasi menjadi 1,1%, dari sebelumnya sebesar 0,9%. Untuk tahun fiskal 2023, ekspektasi inflasi dinaikkan dari 1% menjadi 1,1%.

Namun, angka-angka itu tetap di bawah target inflasi BoJ sebesar 2%. Tidak seperti bank sentral negara maju lainnya yang mulai hawkish, sikap BoJ cenderung masih dovish selama inflasi Jepang tidak melebihi targer yang ditetapkan oleh BoJ.

"Mengenai penetapan suku bunga bank sentral, pasar sekarang sepenuhnya memprediksi bahwa bank sentral AS akan menaikan suku bunganya empat kali pada 2022, dan waktu kenaikan suku bunga bank sentral Eropa pertama telah dimajukan hingga September. Tetapi, bank sentral China dan Jepang masih cenderung dovish," kata Tapas Strickland, direktur ekonomi dan pasar di National Australia Bank, dikutip dari CNBC International.

Sementara itu dari China, Presiden Xi Jinping memperingatkan bahwa dengan adanya kenaikan suku bunga yang lebih cepat dapat menggagalkan pemulihan global dari pandemi virus corona (Covid-19).

"Jika ekonomi utama mengerem atau memutar balik kebijakan moneter mereka, akan ada dampak negatif yang serius," kata Xi melalui konferensi video di acara virtual The Davos Agenda.

Dia juga menyerukan kepada negara-negara maju untuk menjauh dari "mentalitas Perang Dingin", dengan mengatakan bahwa sejarah telah berulang kali menunjukkan bahwa konfrontasi hanya mengundang dampak bencana.

Di lain sisi, harga minyak mentah dunia kembali naik pada jam perdagangan Asia. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) melesat 1,18% menjadi US$ 84,81 per barel, sedangkan minyak jenis Brent menguat 0,84% menjadi US$ 87,21 per barel.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), akan merilis laporan pasar minyak bulanan pada hari ini di mana para trader cenderung memperhatikan tanda-tanda bahwa permintaan minyak global telah dipengaruhi oleh lonjakan kasus virus corona (Covid-19) di seluruh dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular