Investor Strategis Siap Masuk di Rights Issue Bank Neo Rp 5 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank digital, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), berencana menambah modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya Rp 5 triliun.
Head of Corporate Secretary PT Bank Neo Commerce Tbk, Agnes F Triliana menyampaikan, rencananya rights issue tersebut akan dilaksanakan pada kuartal pertama tahun ini.
"Di triwulan I, proses rights issue sudah mulai," kata Agnes di Jakarta, Senin (17/1/2022).
Menurut Agnes, banyak investor strategis lainnya di luar Akulaku dan Gozco Capital yang tertarik untuk berpartisipasi menyerap HMETD perseroan.
"Kita masih working on it. Kalau untuk investornya, yang tertarik banyak," bebernya.
Rencananya, perolehan dana rights issue tersebut akan digunakan sebagian besar untuk belanja modal, yakni untuk pengembangan infrastruktur digital Bank Neo Commerce.
Hal ini sejalan dengan target BBYB menargetkan penambahan sebanyak 15 juta nasabah pada tahun ini atau menjadi 30 juta nasabah jika ditambah dengan nasabah eksisting.
Sebelumnya, Bank Neo meraih dana sebesar Rp 2,5 triliun dalam penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMTED) atau rights issue yang dilaksanakan pada 2 sampai dengan 8 Desember 2021.
Rights issue tersebut terserap secara penuh dan terjadi kelebihan pemesanan tambahan mencapai 679 juta saham atau setara Rp 882,5 miliar.
Jumlah saham yang ditawarkan perseroan dalam HMETD V ini sebanyak 1.927.162.193 lembar saham dengan nilai pelaksanaan Rp 1.300 untuk setiap saham.
"Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima perseroan adalah sebesar Rp 2,50 triliun," kata Direktur Utama BBYB, Tjandra Gunawan, Rabu (22/12/2021).
Perseroan akan menggunakan dana rights issue untuk pengembangan usaha perseroan berupa investasi teknologi informasi, penyaluran kredit, kegiatan operasional serta penguatan permodalan.
Sebagai informasi, komposisi kepemilikan saham BBYB sampai dengan 30 Desember 2021, PT Akulaku Silvrr Indonesia tercatat memiliki sebesar 24,98% saham, PT Gozco Capital 14,81%, Rockcore Financial Technology Co. Ltd 6,12%, Yellow Brick Enterprise Ltd. 5,17%, dan sisanya pemegang saham publik 48,92%.
(sys/vap)