Bursa Asia Hijau, IHSG Dibuka Bersemangat

Putra, CNBC Indonesia
Selasa, 18/01/2022 09:33 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,15% di level 6.654,96 pada perdagangan Selasa (18/1/2022).

Pada pukul 09.12 WIB, IHSG masih melanjutkan apresiasinya dengan kenaikan 0,21% di level 6.659. Kali ini asing juga masih melanjutkan aksi beli dengan net buy di pasar reguler sebesar Rp 28 miliar.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) menjadi dua saham yang paling banyak dikoleksi asing dengan net buy Rp 19,7 miliar dan Rp 9,7 miliar.


Sedangkan saham yang banyak dilepas asing adalah saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net sell masing-masing Rp 9,4 miliar dan Rp 4,2 miliar.

Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia kompak bergerak di zona hijau pagi ini. Indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan dengan apresiasi 0,83%.

Semalam bursa saham New York tutup karena memperingati hari Martin Luther King Junior. Sebagai informasi, Martin Luther King Jr adalah pemimpin gerakan hak sipil untuk menuntut kesetaraan antara kulit putih dan berwarna di AS selama periode 1955 hingga ia akhirnya tewas dibunuh pada 1968.

Hari MLK menjadi hari libur federal AS, yang diperingati pada Senin ketiga bulan Januari, setelah ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Reagan pada 1983 dan secara resmi berlaku mulai 1986.

Selain masih soal perkembangan kasus baru Covid-19 di RI, investor juga mengamati sejumlah data penting, terutama dari luar negeri.

Pertama, keputusan soal suku bunga Jepang yang akan dirilis bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) pada pukul 10.00 WIB. Konsensus pasar sepakat bank sentral Negeri Matahari Terbit masih akan tetap mempertahankan rezim suku bunga negatif (-0,1%) kali ini.

Melansir Reuters, BOJ telah mengatakan akan melanjutkan kebijakan ultra-longgar untuk mendukung ekonomi. Namun, pembuat kebijakan di Negeri Sakura itu juga dikabarkan terus memperdebatkan bagaimana mengkomunikasikan kepada publik soal kenaikan suku bunga nantinya.

Apalagi, target inflasi 2% yang disepakati sebelumnya bisa lebih cepat tercapai, didorong oleh kenaikan harga yang meluas dan pandangan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang lebih hawkish.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasang Surut IHSG & Rupiah Tutup Semester I-2025