Internasional

Ada Sinyal Perlambatan Ekonomi AS & China, RI Kudu Waspada?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Senin, 17/01/2022 12:15 WIB
Foto: Infografis/Maaf Bukan AS, China Negara Terkaya di Dunia/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia menunjukkan tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi berdasarkan rilis data terbaru.

Tanda-tanda tersebut tentu akan menjadi perhatian seluruh penduduk dunia, termasuk juga Indonesia, karena dampaknya dapat mempengaruhi ekonomi dunia secara keseluruhan. Sebagai gambaran pendapatan domestik bruto (gross domestik product/GDP) AS tahun 2020 mencapai US$ 19,48 triliun atau nyaris seperempat total ekonomi global.

Sementara itu, GDP China mencapai US$ 12,24 triliun atau setara dengan 15,12% ekonomi global. Dua ekonomi terbesar tersebut menyumbang nyaris setengah total perekonomian dunia.


Dari Amerika Serikat, pengeluaran ritel dan manufaktur melambat pada akhir 2021 karena varian Covid-19 Omicron yang semakin parah dan lonjakan inflasi yang masih liar. Hal tersebut merupakan tanda-tanda awal komplikasi terbaru dari pandemi yang dapat membebani perekonomian.

Penjualan di toko ritel, online dan restoran turun 1,9%, meredam akhir musim belanja liburan, Departemen Perdagangan AS mengatakan pada hari Jumat (14/1) pekan lalu. Penurunan tajam di bulan Desember mengakhiri rekor penjualan ritel yang dimulai dengan kenaikan 1,8% pada Oktober dibandingkan bulan sebelumnya.

Meski demikian, secara year-over-year (yoy), penjualan ritel tercatat tumbuh 16,9% pada bulan Desember, menandai periode kebangkitan belanja konsumen setelah pembukaan kembali ekonomi secara besar-besaran karena tingginya tingkat vaksinasi dan stimulus pemerintah yang membuat rumah tangga memiliki kas yang berlebih.

Federal Reserve secara terpisah mengatakan produksi industri AS turun untuk pertama kalinya sejak September. Output manufaktur, komponen kunci dari pembacaan, turun 0,3% karena masalah rantai pasokan terus mempengaruhi barang yang keluar dari pabrik.

Pasar ekuitas AS menunjukkan respons bervariasi setelah rilis angka ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan dan laporan pendapatan bank yang menunjukkan keuntungan yang lebih kecil. Dow Jones Industrial Average jatuh dan S&P 500 dan Nasdaq menunjukkan sedikit kenaikan.

Penjualan turun secara luas di seluruh kategori pengeluaran pada bulan Desember, dengan penjualan online turun tajam sebesar 8,7%.

Toko elektronik turun 2,9% dibandingkan bulan sebelumnya di Desember, sementara toko furnitur dan perlengkapan rumah turun 5,5%. Penjualan restoran dan bar turun 0,8%.

Analis pasar dan ekonom sepakat bahwa dampak pandemi-yang hampir dua tahun-seperti persediaan terbatas dan gelombang inflasi menyebabkan orang Amerika menghentikan pembelian.

Penjualan retail juga terpukul oleh indeks harga konsumen, ukuran utama inflasi, yang naik 7% pada Desember dari periode yang sama tahun 2020 lalu, level tertinggi sejak 1982.

Pertumbuhan tahunan yang kuat pada tahun 2021, meskipun terjadi penurunan pada bulan Desember, merupakan cerminan dari derasnya belanja konsumen setelah penjualan yang tertekan pada tahun sebelumnya selama periode ekonomi terburuk dari pandemi Covid-19.

Walaupun didukung fakta tersebut, bisnis ritel tidak akan melihat laju pertumbuhan yang sama tahun ini. Penghematan konsumen telah turun dari tingkat tinggi, dan varian Omicron menciptakan gangguan baru dan menjauhkan pelanggan dari restoran dan bar.

Faktor lain yang juga menyebabkan turunnya pengeluaran ritel dan manufaktur diakibatkan adalah krisis rantai pasokan dan pergeseran tambahan dalam pengeluaran dari barang ke jasa setelah pandemi akhirnya mereda.

Selama pandemi, konsumen membelanjakan lebih banyak untuk barang sementara belanja jasa tetap di bawah tingkat pra-pandemi.Walaupun pada bulan November, sebelum lonjakan Omicron terjadi di AS, keseimbangan mulai bergeser kembali ke sektor jasa, dengan belanja barang naik 0,1% sementara belanja jasa naik 0,9%.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Cuan Perang Dagang, Produsen Kemasan Kertas RI Tembus Pasar AS

Pages