Review Sepekan

Rupiah Menguat di Tengah Tekanan Kenaikan Suku Bunga The Fed

Market - Feri Sandria, CNBC Indonesia
15 January 2022 16:40
muhammad sabqi
Attachments
3:47 PM (5 minutes ago)
to redaksi, me

   
Translate message
Turn off for: Indonesian
Barang bukti uang palsu ditunjukkan saat press release pengungkapan kejahatan uang palsu di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis, 23/10/2021. Karopenmas Mabes Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan pengungkapan tindak pidana ini dilakukan di wilayah Jabodetabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Polisi mengamankan uang palsu pecahan Rp 100.000. Selain mata uang rupiah, ada juga ratusan lembar mata uang dolar. Selain uang polisi juga mengamankan sejumlah mesin cetak pencetak uang palsu. Tersangka itu dijerat dengan Pasal 244 KUHP dan atau Pasal 245 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP untuk mata uang asing. Serta pasal 36 ayat (1), ayat (2), ayat (3), pasal 37 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang jo 55 KUHP dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun penjara (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Pengungkapan kejahatan uang palsu (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sepekan rupiah tercatat mampu menguat baik itu di pasar spot maupun di kurs tengah Bank Indonesia (BI).

Pada Jumat (14/1/2022) kemarin kurs tengah BI atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.310. Rupiah menguat sangat tipis hampir flat di 0,01% dibandingkan posisi hari sebelumnya. Dalam sepakan rupiah tercatat mampu menguat 0,35% di mana hari Jumat pekan sebelumnya di tutup di level Rp 14.360

Di pasar spot, US$ 1 di banderol Rp 14.295 kala penutupan perdagangan bursa. Rupiah turun tipis sebanyak 5 poin terdepresiasi 0,03% dari penutupan perdagangan hari sebelumnya. Sementara dalam sepekan rupiah mampu menguat 0,42%.

Pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah tercatat sebagai satu dari tiga mata uang Asia utama yang bertekuk lutut di depan dolar AS. Dua mata uang lainnya adalah rupee India dan peso Filipina yang masing-masing terkoreksi 0,29% dan 0,27%

Adapun mata uang paling tangguh adalah yen yang mampu menguat 0,40% dan disusul oleh mata uang Panda.

Mampu menahan tekanan The Fed

Dolar AS memang sedang di atas angin. Pernyataan sejumlah pejabat teras The Federal Reserve/The Fed (bank sentral AS) menjadi bahan bakar bagi laju greenback.

Lael Breainard, Gubernur The Fed, menyebut era suku bunga acuan yang hampir 0% sudah hampir pasti akan segera berakhir. Dia menyebut The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan beberapa kali pada tahun ini.

"Kami akan berada di posisi itu (menaikkan suku bunga) setelah program pembelian asei selesai," tegas Brainard, seperti dikutip dari Reuters.

Charles Evans, Presiden The Fed cabang Chicago, juga menyebut kebijakan moneter ultra-longgar yang berlaku saat ini sudah tidak pada tempatnya. Sebab, inflasi AS sudah melambung ke 7% pada Desember 2021, tertinggi sejak 1982.

Meskipun The Fed telah menegaskan pendiriannya, nyatanya investor asing masih relatif ramai di bursa domestik RI. Pekan ini tercatat asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 2,57 triliun. Aliran dana asing tersebut tentu memberikan dorongan bagi kinerja yang positif rupiah pekan ini.

Tidak hanya itu, isu fundamental lain dari dalam negeri sebenarnya juga cukup bagus, karena sampai 10 Januari tax amnesty sudah dapat Rp 1,39 triliun.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Jackson Hole Bikin Rupiah 3 Hari Melemah di Kurs Jisdor


(fsd/fsd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading