Selain ATR, Ini Lho Pengadaan Pesawat Era Emirsyah Satar

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Emirsyah Satar kembali mencuat ke publik.
Kali ini, Kejaksaan Agung menyelidiki keterlibatan Emirsyah dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam penyewaan pesawat jenis ATR 72-600 adalah Emirsyah Satar.
"Iya, Emirsyah Satar," kata Jaksa Agung Muda bidang Pidana Khusus (Jampidsus), Febrie Adriansyah belum lama ini.
Febrie mengaku telah meminta Direktur Penyidikan Jampidsus Supardi untuk melakukan ekspose terkait kasus tersebut.
"Mengenai Garuda, tadi sudah saya minta ekspose di Pak Dirdik itu minggu depan ke ekspose besar nanti di saya. Itu khusus Garuda," kata Febrie.
Secara terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, tidak menutup kemungkinan, ada indikasi korupsi pengadaan pesawat jenis lain. Salah satunya, pesawat Bombardier CRJ 1000. Garuda Indonesia mengadakan perjanjian sewa pesawat jenis ini dari Nordic Aviation Capital (NAC) medio 2011.
"Kalau ditanya apakah ada jenis pesawat lain? Kemungkinan ada. Dulu sempat diselidiki mengenai pengadaan Airbus dan mesin Rolls-Royce itu. Kemarin sempat bicara soal Bombardier, tapi biarkan saja pihak kejaksaan dan penegak hukum yang bisa menelusuri," tutur Menteri BUMN Erick Thohir, Rabu (12/1/2022).
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Garuda Indonesia yang berakhir sampai dengan periode 30 September 2021 memang terdapat beberapa kontrak pembelian pesawat yang dilakukan selama Emirsyah Satar menjabat sejak periode 21 Maret 2005 hingga 11 Desember 2014.
Berikut ini daftar pengadaannya:
1. Pesawat Boeing 737 MAX 8
Pada tanggal 12 September 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian pembelian dengan Boeing untuk pembelian 50 pesawat Boeing 737 Max 8.
Pada tanggal 30 September 2021, Perusahaan memiliki sisa 49 unit yang masih belum dikirim oleh Boeing dengan rencana jadwal pengiriman yang belum dapat dipastikan menyusul adanya insiden yang menimpa pesawat Boeing 737 Max 8.
2. Pesawat Airbus A320-200
Selanjutnya, pada tanggal 20 Desember 2012, CI dan Airbus menandatangani perjanjian pembelian untuk membeli 25 unit pesawat Airbus A320 Neo dimana CI telah membayarkan predelivery payments ("PDP") kepada Airbus.
Pada bulan November 2019, perjanjian ini diakhiri dan Airbus setuju untuk mengembalikan PDP yang telah dibayarkan dengan ketentuan dimana Perusahaan dan/atau CI harus mengadakan sewa operasi untuk 25 pesawat Airbus A320 Family.
3. Pembelian pesawat ATR 72-600
Pada tanggal 7 Februari 2013, CI, dan Avions De Transport Regional G.I.E ("ATR") menandatangani Letter of Intent pembelian 25 pesawat New ATR 72- 600 dan opsi membeli sampai dengan 25 Pesawat New ATR 72-600.
Perjanjian ini telah diamandemen beberapa kali dan pada tanggal 30 September 2021, Perusahaan masih memiliki komitmen sewa untuk 5 pesawat tipe ATR 72- 600 dengan jadwal pengiriman yang belum dapat dipastikan karena situasi pandemi COVID-19.
4. Perjanjian terkait mesin pesawat
Sejak tahun 2008, Perusahaan menandatangani berbagai perjanjian dengan Rolls Royce terkait perawatan dan pemeliharaan mesin dengan konsep total care untuk beberapa pesawat Airbus A330-300.
Pada bulan Januari 2012, Perusahaan menandatangani Rate Per Flight Hour Agreement For Engine Shop Maintenance Services dengan CFM International terkait dengan perawatan mesin pesawat jenis CFM56-7B26.
Pada bulan Juni 2012, Perusahaan juga menandatangani General Terms Agreement dengan General Electric ("GE") terkait dengan suku cadang, peralatan, publikasi dan pelatihan mesin pesawat GE90-115B dan CF34-8C.
[Gambas:Video CNBC]
Ada Dugaan Kasus Korupsi, Begini Kata Bos Garuda
(sys/dhf)