
Nah Loh! Direksi & Komisaris Sugih Energi Kompak Mundur

Jakarta, CNBC Indonesia - Jajaran direksi dan komisaris dari emiten pertambangan minyak dan gas (migas) yang sahamnya terancam didepak bursa, PT Sugih Energy Tbk (SUGI), telah mengajukan surat pengunduran diri.
Dalam suratnya yang terbit di lama keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), SUGI menyampaikan bahwa Presiden Direktur Walter Kaminsky, beserta jajaran direksi lain David K. Wiranata dan Lawrence T.P. Siburian, serta Presiden Komisaris Fadel Muhammad dan komisaris independen perusahaan Sany Kharisman Wisekay, mengundurkan diri dari jabatan yang dipegang saat ini.
"Secara bersama-sama kami mengajukan pengunduran diri dari jabatan pengurus perseroan, selanjutnya kami serahkan kepada pemegang saham," tulis manajemen SUGI dalam keterangannya.
Terkait alasan dan pertimbangan mengapa manajemen eksekutif SUGI kompak mengundurkan diri secara bersama, pihak SUGI menyebut bahwa "direksi telah melakukan berbagai cara agar dapat melaksanakan RUPS tahunan. Akan tetapi, tidak ada dana/kas yang tersedia untuk melaksanakan agenda tersebut."
"Direksi sudah menghubungi pemegang saham, tetapi pemegang saham tidak ada yang mau menaruh dana untuk penyelenggaraan RUPS tahunan," tambah pihak manajemen.
SUGI juga menyebutkan bahwa jajaran direksi dan komisaris tidak dapat bekerja karena tidak memiliki kantor yang telah disegel oleh pihak pengelola gedung akibat sewa yang tidak dibayarkan.
Manajemen juga menyebutkan bahwa perusahaan tidak memiliki karyawan lagi karena perusahaan tidak memiliki uang untuk membayar gaji sejak awal 2019. Program kerja pun tidak bisa dilaksanakan.
SUGI juga menyebutkan bahwa perusahaan tidak mampu membuat laporan keuangan kepada OJK dan BEI sejak 2018. Di sisi lain, direksi dan komisaris juga tidak menerima honor sejak RUPSLB pada Oktober 2019.
Sebelumnya, pihak bursa juga telah menyampaikan bahwa SUGI terancam didepak dari bursa alias berpotensi delisting karena masa suspensi saham Perseroan telah mencapai 24 bulan pada tanggal 1 Juli 2021.
Pemegang saham SUGI antara lain Golden Hill Energy Fund 11,52 persen, Dana Pensiun Pertamina 8,05 persen, Inventures Capital Pte. Ltd., 7,71 persen, Credit Suisse AG 6,49 persen, dan masyarakat 66,23 persen. Total saham SUGI 24,81 miliar saham, dimana publik memegang 16,43 miliar saham.
Mega korupsi
Kejaksaan Agung (Kejagung) tahun lalu telah menetapkan Edward Seky Soeryadjaya (EES/THS) selaku wiraswasta yang juga mantan Direktur Ortos Holding Ltd. sebagai tersangka kasus Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dalam Pengelolaan Keuangan dan Dana Investasi oleh PT Asabri (Persero) akibat keterlibatannya dalam aksi 'goreng' saham PT Sugih Energy Tbk (SUGI.
Dalam keterangan yang disampaikan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Leonard Eben Ezer Simanjuntak, Asabri terlibat dengan transaksi saham SUGI pada 2012. Transaksi saham ini ditujukan untuk meningkatkan saham perusahaan tersebut ke harga tertentu, yang pada akhirnya menjual saham ini kepada Asabri.
Ketiga pihak tersebut melakukan pertemuan dan menghasilkan kesepakatan bahwa ESS akan melakukan penjualan saham SUGI miliknya kepada B dengan kesepakatan jika B dapat menjual 1 lembar saham SUGI maka akan mendapatkan 2 lembar saham SUGI.
Transaksi ini dilakukan oleh B menggunakan nominee-nomineenya kemudian berhasil meningkatkan harga saham ini.
Dari transaksi tersebut, B dihadiahkan 250.000.000.000 saham SUGI secara Free Of Payment (FOP) melalui Nominee ESS di Millenium Danatama Sekuritas. Kegiatan tersebut berlangsung selama 2013-2015.
Setelah berhasil meningkatkan harga saham, kemudian B menjual saham tersebut kepada Asabri.
"Oleh karena saham SUGI tidak memiliki fundamental yang baik dan bukan merupakan saham yang likuid sehingga mengalami penurunan harga," kata Leonard.
Lantaran saham ini merupakan saham 'gorengan', kenaikan harganya tidak berlangsung lama. Ketiga harganya telah berada pada Rp 140/saham, oleh Asabri saham ini dialihkan menjadi aset dasar (underlying) portofolio reksa dana miliknya.
Daru upaya ini terciptalah lima produksi reksa dana yang juga bekerja sama dengan empat manajer investasi (MI). Produk tersebut antara lain Reksa Dana Guru, Reksa Dana Victoria Jupiter, Reksa Dana Recapital Equity Fund, Reksa Dana Millenium Balanced Fund dan Reksa Dana OSO Moluccas Equity Fund.
Sisanya saham ini kemudian, dijual di bawah perolehan (cutloss) pada PT Tricore Kapital Sarana.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Andai SUGI Delisting, Dapen Pertamina & Publik 'Nyangkut'