Mahal! Kurs Dolar Singapura Nanjak ke Level Tertinggi 4 Bulan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 January 2022 12:40
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melesat melawan rupiah dalam dua hari terakhir hingga menembus Rp 10.600/SG$, hingga mencapai level tertinggi dalam lebih dari 4 bulan terakhir. Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) yang diprediksi akan mengetatkan kebijakan moneternya dalam waktu dekat membuat dolar Singapura semakin mahal.

Kemarin, dolar Singapura menguat 0,45% ke Rp 10.636/SG$ yang merupakan level penutupan tertinggi sejak 31 Agustus lalu. Sehari sebelumnya, Mata Uang Negeri Merlion ini naik 0,42%. Sementara pada hari ini, Kamis (13/1), pukul 10.56 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.630/SG$, turun tipis 0,05% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Inflasi yang tinggi menjadi alasan MAS diperkirakan kembali mengetatkan kebijakan moneternya. Inflasi di sektor produsen (producer price index/PPI) bulan November melesat 26% year-on-year (yoy) dari bukan sebelumnya 25,4% (yoy). PPI tersebut merupakan yang tertinggi sejak Maret 1980.

Ketika inflasi sektor produsen tinggi, maka harga jual produk kemungkinan akan dinaikkan dan berdampak pada inflasi konsumen (consumer price index/CPI), yang menjadi pertimbangan MAS dalam mengetatkan kebijakan moneter.

Di bulan November CPI tumbuh 3,8% (yoy), level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari 2013.

Selain itu, pemerintah Singapura berencana menaikkan pajak barang dan jasa, diprediksi akan menambah tekanan inflasi, sehingga menguatkan ekspektasi pengetatan moneter.
12 analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan MAS akan mengetatkan kebijakan moneternya pada bulan April, setelah mengejutkan pasar dengan mengambil langkah yang sama pada pertengahan Oktober lalu.

"Kita tidak bisa mengesampingkan langkah yang lebih agresif jika inflasi terus meninggi serta dampak dari kenaikan pajak barang dan jasa," kata Chua Hak Bin, ekonom senior di Maybank Kim Eng Research, sebagaimana dilansir Bloomberg.

Chua memperkirakan MAS akan menaikkan slope sebesar 50 basis poin. Sementara analis dari Citigroup, Goldman Sachs dan Nomura memprediksi kenaikan sebesar 100 basis poin.

Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate).

Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.

Pada 14 Oktober lalu MAS menaikkan kemiringan (slope) S$NEER dari sebelumnya di dekat 0%. Sementara lebar (width) dan titik tengah (centre) masih tetap.

Slope berfungsi membuat penguatan/penurunan dolar Singapura lebih cepat/lambat. Ketika slope dinaikkan, maka dolar Singapura bisa menguat lebih cepat, begitu juga sebaliknya.

Sementara itu analis dari Barclays memprediksi MAS juga akan mengetatkan center sebesar 100 hingga 150 basis poin.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Singapura Tumbuh Tinggi, Dolarnya Makin Mahal dong?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular