Asing Sudah Borong Saham Rp 2 T, Masa IHSG Tak Menguat Juga?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 January 2022 07:55
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi pada perdagangan Rabu kemarin, sebelum berakhir di 6.647,065. Meski demikian, investor asing kembali melakukan beli bersih (net buy) sebesar Rp 948 miliar di pasar reguler. Artinya dalam 2 hari terakhir, asing tercatat net buy lebih dari Rp 2 triliun, sebab pada hari Selasa investor asing memb0rong saham domestik Rp 1,12 triliun.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (13/1) IHSG berpeluang kembali ke zona hijau setelah 3 hari melemah. Sebab, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Wall Street menguat lagi pada perdagangan Rabu waktu setempat, indeks Nasdaq bahkan mampu melesat 3 hari beruntun.

Wall Street masih mampu menguat meski inflasi di Amerika Serikat meroket 7% year-on-year (yoy), tertinggi dalam nyaris 40 tahun terakhir.

Artinya, pelaku pasar sudah mengantisipasi inflasi yang tinggi tersebut, dan masih merespon positif. Penguatan kiblat bursa saham dunia tersebut bisa memberikan sentimen positif ke pasar Asia hari ini.

Secara teknikal, pelemahan IHSG Senin (10/1) membentuk pola Shooting Star yang menjadi sinyal penurunan harga. Benar saja, sehari setelahnya IHSG jeblok, dan berlanjut Rabu kemarin.

Indikator stochastic pada grafik harian yang sebelumnya berada di dekat wilayah jenuh beli (overbought), kini mulai menurun.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Artinya ketika mencapai overbought maka risiko penurunan harga semakin besar.

Penurunan IHSG kemarin masih tertahan support kuat kini berada di kisaran 6.610 hingga 6.620 yang merupakan rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50) pada grafik harian.

Jika hari ini ditembus IHSG berisiko turun ke 6.590, sebelum menuju 6.550.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refintiv

Tetapi, bukan berarti IHSG tak punya peluang bangkit. Indikator Stochastic pada grafik 1 jam kini sudah memasuki wilayah oversold, yang memberikan peluang rebound.

Selain itu, muncul juga pola Doji yang memberikan sinyal netral. Artinya, pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah, apakah lanjut naik atau balik turun.

Mengingat Doji muncul Stochastic berada di wilayah oversold. Selama tidak menembus ke bawah 6.590, IHSG berpeluang menguat ke 6.670, sebelum menuju 6.700.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular