Kabar Gembira dari Barat, IHSG Berpeluang Balik Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 January 2022 08:15
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,64% ke 6.647,97 pada perdagangan Selasa kemarin. Tetapi, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp 1,12 triliun di pasar reguler.

Sentimen negatif kini kembali datang dari perkembangan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19). Setelah sebelumnya dikhawatirkan akan kemunculan varian Deltacron, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini memberikan pernyataan yang memberikan kecemasan terhadap varian Omicron.

Banyak studi sebelumnya menyebutkan Omicron menjadi varian yang tidak menimbulkan gejala berat, tetapi sangat mudah menyebar. Tetapi, WHO kini menyatakan bisa mengancam nyawa orang-orang yang belum divaksin, lansia dan orang dengan penyakit bawaan.

Meski demikian, sentimen positif datang dari Barat, bursa saham Amerika Serikat (AS) yang akhirnya sukses menguat setelah merosot dalam beberapa hari terakhir.

Indeks Dow Jones menguat 0,51%, S&P 500 melesat 0,92% dan Nasdaq memimpin 1,41%. Penguatan kiblat bursa saham dunia tersebut tentunya memberikan angin segar di pasar Asia hari ini.

Secara teknikal, pelemahan IHSG Senin (10/1) membentuk pola Shooting Star yang menjadi sinyal penurunan harga. Benar saja, kemarin IHSG jeblok, sekaligus mengkonfirmasi koreksi akibat Shooting Star.

Indikator stochastic pada grafik harian yang sebelumnya berada di dekat wilayah jenuh beli (overbought), kini mulai menurun.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Artinya ketika mencapai overbought maka risiko penurunan harga semakin besar.

Support kuat kini berada di kisaran 6.610 hingga 6.620 yang merupakan rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50) pada grafik harian. Jika ditembus IHSG berisiko turun ke 6.590.

IHSG berisiko turun ke 6.550 jika level tersebut juga dilewati.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Tetapi, bukan berarti IHSG tak punya peluang bangkit. Indikator Stochastic pada grafik 1 jam kini sudah memasuki wilayah oversold, yang memberikan peluang rebound.

Selama tidak menembus ke bawah 6.590, IHSG berpeluang menguat ke 6.670, sebelum menuju 6.700.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular