Chairul Tanjung Buka-bukaan Arah Ekspansi Allo Bank

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 January 2022 16:00
Harga saham emiten bank digital PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melonjak pada awal perdagangan hari ini, Selasa (11/1/2022). Kenaikan saham BBHI terjadi seiring pengusaha nasional Chairul Tanjung (CT), yang merupakan ultimate shareholder Allo Bank, membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Harga saham emiten bank digital PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melonjak pada awal perdagangan hari ini, Selasa (11/1/2022). Kenaikan saham BBHI terjadi seiring pengusaha nasional Chairul Tanjung (CT), yang merupakan ultimate shareholder Allo Bank, membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Chairman CT Corp Chairul Tanjung membeberkan sejumlah rencana strategis PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) setelah melaksanakan penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue.

Seperti diketahui, setelah rights issue ini, modal inti bank digital bersandi BBHI ini akan meningkat menjadi Rp 6 triliun.

Menariknya, minat investor yang berpartisipasi di rights issue Allo Bank cukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan baik digital maupun non digital menyerap saham rights issue perusahaan.

Setidaknya, ada tujuh investor besar yang ikut berpartisipasi, yakni CT Corp, Grup Salim, Growtheum Capital Partners, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Traveloka, dan Carro. Empat nama terakhir adalah pemain besar di sektor teknologi dan ekonomi digital RI alias unicorn.

"Kami tentu sangat bangga bahwa begitu banyaknya perusahaan-perusahaan, baik digital maupun yang non digital ikut berpartisipasi dalam rights issue ini," kata CT di Bursa Efek Indonesia, Selasa (11/1/2022).

Chairul membeberkan, ekosistem fisik yang dimiliki PT Allo Bank Tbk (BBHI) akan menjadi ekosistem fisik yang terbesar di Indonesia jika digabungkan dengan ekosistem fisik milik Grup Salim yang memiliki jaringan ritel fisik Indomaret yang tersebar di Indonesia.

"Salim punya Indomaret, Superindo, produk yang lain, kalau ekosistem fisik digabung itu kami sudah bisa mendeclare we are the biggest ekosistem fisik di Indonesia," kata CT, dalam konferensi pers di Bursa Efek Indonesia, Selasa (11/1/2022).

Chairul menyatakan, saat ini CT Corp mempunyai ekosistem yang besar mulai dari jaringan ritel Transmart sebagai hypermarket terbesar di Indonesia. Perseroan juga mempunyai jaringan bisnis makanan dan minuman dan bisnis digital media, hingga theme park.

"Kita merasa ekosistem kita kuat, tapi dalam era digitalisasi sekarang, kolaborasi adalah kata kunci," kata CT.

Hanya saja, ekosistem fisik saja tidak cukup, diperlukan adanya kolaborasi dengan ekosistem digital untuk melengkapi bisnis keduanya. Untuk itu, perusahaan mengundang ekosistem perusahaan lain untuk bergabung dengan Allo Bank.

"Sekuat apapun ekosistem perusahaan dia tetap membutuhkan kerja sama. Kami mengundang ekosistem lain untuk membangun Allo Bank," ujarnya.

Oleh sebab itu, pendiri CT Corp ini mengundang perusahaan yang mempunyai ekosistem digital seperti Bukalapak, Grab, Traveloka, hingga Carro.

"Dengan digabungnya dua ekosistem akan jadi kekuatan yang solid, yang luar biasa yang akan susah ditandingi oleh siapapun," ujarnya.

Chairul berharap, hadirnya Allo Bank bisa memberikan nafas baru, angin segar baru untuk investor di Indonesia. "Mudah-mudahan dapat memenuhi harapan para investor," kata dia.

Pada Maret ini, perusahaan akan meluncurkan aplikasi untuk publik dan ditargetkan dapat meraih 10 juta nasabah di tahun pertama.

"Jumlah ini akan terus bertambah, dan kami menargetkan AlloBank memiliki 50 juta nasabah,"

Allo Bank telahmembangun aplikasi Allo Bank. Meski masih dalam bentuk uji coba atawa trial, sudah ada 43.000 nasabah di lingkungan internal CT Corp yang mulai mencoba aplikasi tersebut.

Aplikasi Allo Bank bakal segera diluncurkan secara resmi kepada publik pada Maret 2022. "Kami menargetkan ada satu juta akun di minggu pertama peluncuran," ujarnya.

CT memastikan Allo Bank bakal menjadi besar. Bukan hanya dari segi transaksi, tapi juga nasabah dan profitabilitas. Target terakhir ini yang tak kalah penting.

Sebab, profitabilitas atawa tingkat keuntungan menjadi salah satu pondasi kesinambungan atawa sustainability Allo Bank ke depan. "Pada saatnya nanti, kami menargetkan puluhan juta nasabah Allo Bank," imbuh CT.

Pada perdagangan Selasa ini, terpantau harga saham BBHI melesat ke level Rp 7.950 per saham. Hal ini membuat nilai kapitalisasi pasar Allo Bank naik menjadi Rp 93,17 triliun.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular