
Bertahan di Bawah Rp 14.300/US$, Rupiah Siap Cetak Hat-trick!

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses mempertahankan penguatan melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Selasa (11/1) dan bertahan di bawah Rp 14.300/US$.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,14% ke Rp 14.285/US$, dan sempat bertambah hingga 0,31% ke Rp 14.260/US$. Setelahnya penguatan rupiah terpangkas hingga tersisa 0,07% saja.
Pada pukul 12:00 WIB, rupiah berada di Rp 14.290/US$, menguat 0,1% di pasar spot.
Di sisa perdagangan hari ini rupiah berpeluang mempertahankan penguatan, terlihat dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.
Periode | Kurs Pukul 8:54 WIB | Kurs Pukul 11:54 WIB |
1 Pekan | Rp14.295,00 | Rp14.272,8 |
1 Bulan | Rp14.287,00 | Rp14.298,5 |
2 Bulan | Rp14.322,00 | Rp14.331,4 |
3 Bulan | Rp14.365,00 | Rp14.379,3 |
6 Bulan | Rp14.509,00 | Rp14.535,7 |
9 Bulan | Rp14.659,00 | Rp14.678,0 |
1 Tahun | Rp14.860,00 | Rp14.826,3 |
2 Tahun | Rp15.435,80 | Rp15.418,2 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Data yang dirilis dari dalam negeri hari ini cukup bagus. Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel di bulan November melesat 10,8% year-on-year (yoy), dari bulan sebelumnya yang naik 6,5% (yoy).
"Mayoritas kelompok mencatatkan perbaikan kinerja penjualan eceran secara tahunan, terutama Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Makanan, Minuman, dan Tembakau," tulis BI dalam keterangan resminya, Selasa (11/1).
Jika dilihat secara bulanan, penjualan ritel tumbuh 2,8% month-to-month (mtm), lebih rendah dari kenaikan bulan sebelumnya 3,2% (mtm).
Sementara itu untuk bulan Desember, BI memprakirakan penjualan ritel akan meningkat secara bulanan, didorong peningkatan permintaan selama Hari Raya Natal dan libur akhir tahun. Penjualan ritel Desember diprediksi tumbuh 3% (mtm) dan 8,9% (yoy).
Rilis data tersebut mampu membuat rupiah mempertahankan penguatan melawan dolar AS, dan kini berpeluang mencatat hat-trick alias penguatan 3 hari beruntun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan
