Ambles Belasan Persen, Bagaimana Nasib Kripto Bitcoin Dkk?

chd, CNBC Indonesia
Senin, 10/01/2022 10:25 WIB
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Thought Catalog on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bitcoin, Ethereum dan kripto berkapitalisasi pasar besar (big cap) kembali menguat pada perdagangan Senin (10/1/2022) pagi waktu Indonesia, meksipun penguatannya masih cenderung tipis.

Melansir data dari CoinMarketCap per pukul 09:00 WIB, hanya koin digital (token) berjenis stablecoin dan Cardano yang diperdagangkan di zona merah pada hari ini.

Cardano melemah 1,57% ke level harga US$ 1,17/koin atau setara dengan Rp 16.731/koin (asumsi kurs Rp 14.300/US$).


Sementara sisanya masih menghijau pada hari ini. Bitcoin naik tipis 0,07% ke level harga US$ 41.786,94/koin atau setara dengan Rp 597.553.242/koin, Ethereum menguat 1,3% ke level US$ 3.147,45/koin (Rp 45.008.535/koin), dan Terra melesat 6,28% ke US$ 72,18/koin (Rp 1.032.174/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.

Dalam sepekan terakhir, mayoritas kripto utamanya kripto big cap masih membukukan koreksi. Koreksi sebagian besar kripto big cap masih cukup besar hingga belasan persen.

Bahkan, kapitalisasi pasar Bitcoin terus menyusut, di mana saat ini sudah mencapai US$ 791 miliar, makin menjauhi rekornya yang pernah dicetaknya pada November 2021 lalu, yakni mencapai US$ 1,3 triliun.

Pada hari ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran level US$ 41.000. Meski pagi ini cenderung menguat tipis, tetapi sejatinya Bitcoin melemah jika dibandingkan dengan harga per Sabtu lalu yang diperdagangkan di kisaran level US$ 42.000.

Bitcoin dan sebagian besar cryptocurrency lainnya sempat terkoreksi pada pekan lalu, setelah rilis notula rapat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) edisi Desember 2021. The Fed mengisyaratkan bahwa mereka akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Bahkan pada Sabtu lalu, harga Bitcoin sempat kembali melemah hingga menyentuh kisaran level US$ 40.500, sebelum rebound ke atas sedikit kisaran level US$ 42.000.

Tetapi ketika pasar di Asia dibuka, masih belum pasti apakah pemulihan masih akan berlangsung karena volume perdagangan spot Bitcoin di bursa terpusat utama pada hari Minggu cenderung nasik tipis.

Sumber: CoinDesk & CryptoCompare

Bitcoin turun selama enam hari berturut-turut sebelum akhir pekan dan penurunan meningkat setelah risalah The Fed menunjukkan bahwa pembuat kebijakan membahas kenaikan suku bunga yang agresif dan langkah yang lebih cepat untuk menormalkan neraca.

Selain terpengaruh dari potensi pengetatan kebijakan moneter The Fed, pasar kripto juga masih lesu karena imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (Treasury) bertenor 10 tahun kembali menguat bahkan nyaris menyentuh 1,8%.

Pada penutupan perdagangan Jumat waktu AS, yield Treasury bertenor 10 tahun naik 0,3 basis poin ke level 1,766%. Sepanjang pekan lalu, yield Treasury bertenor 10 tahun sudah melesat hingga 25,3 basis poin.

Gerak yield memiliki korelasi negatif terhadap aset safe haven. Jika yield naik, maka harga aset safe haven akan turun dan berlaku sebaliknya.

Kenaikan suku bunga acuan membuat investor cenderung melirik ke aset berpendapatan tetap seperti obligasi pemerintah, karena imbal hasilnya (yield) akan ikut terkerek dan investor cenderung meninggalkan aset berisiko seperti kripto dan saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Panas" AS-China & Aksi The Fed Bikin Bitcoin Berpesta