
Saham Bank Digital, Cocoknya Investasi atau Trading?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank mini yang masuk ke ranah digital sedang banyak digandrungi oleh investor kelas kakap seperti taipan kaya raya RI. Mereka berani melebarkan sayapnya masuk ke bisnis perbankan digital. Bukan tanpa alasan, tahun ini harga saham bank digital, termasuk bank mini dengan modal inti Rp 1-3 triliun - melonjak tinggi.
Hadirnya investor kelas kakap itu memberi indikasi bahwa berinvestasi di sektor ini lebih diprioritaskan untuk jangka panjang. Senior analyst Sucor Sekuritas Edward Lowis mengungkapkan bahwa bank digital layaknya sebuah bank baru dan belum genap satu tahun, keuntungan masih menunggu waktu.
"Investor kakap butuh 3-5 tahun, sama halnya dengan bank digital. Rata-rata bank digital luar mereka BEP (break even point) di tahun ketiga beroperasi. Indonesia baru tahun pertama, investor belum dapat manfaatnya, bank belum profit, bank belum memanfaatkan momentum. Jadi lebih panjang, namun kita ngga menutup kemungkinan bank digital untuk short term karena momentum," katanya dalam investime CNBC Indonesia, Kamis (6/1/22).
Memanfaatkan bank digital untuk berinvestasi jangka panjang lebih memungkinkan dalam mendulang profit. Sementara untuk jangka pendek sistem trading juga tidak kalah menggiurkan. Namun yang terpenting adalah menentukan saham yang layak untuk dikoleksi.
"Kita harus selektif, bank digital mana yang cocok jangka panjang, dalam arti prospek, baru mereka bisa eksekusi dari segi operasional dan valuasi. Untuk jangka panjang harus pikirkan valuasi saat masuk. Kalau trading dilihat sebatas momentum aja," sebut Edward.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prinsip Value Investing, Ini Saran Lo Kheng Hong