
Rupiah Keok Terus di Jisdor-Spot, Berkaitan dengan Batu Bara?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) dan pasar spot pada perdagangan Rabu (5/1). Di kurs tengah BI rupiah sudah melemah 2 hari beruntun, sementara di pasar spot sudah tidak pernah menguat selama 3 hari, bahkan hari ini menjadi yang terburuk di Asia.
Melansir data dari situs resmi Bank Indonesia (BI) kurs tengah atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini berada di Rp 14.365/US$, melemah 0,38% dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, rupiah melemah 0,38% ke Rp 14.255/US$. Mata uang Asia bervariasi melawan dolar AS pada hari ini, sayangnya rupiah menjadi yang terburuk.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:13 WIB.
![]() |
Kenaikan tajam yield obligasi AS (Treasury) yang memicu kenaikan indeks dolar AS membuat rupiah terpukul. Kabar buruknya, yield Treasury dan indeks dolar AS kembali menanjak pada perdagangan Selasa kemarin. Hal tersebut membuat rupiah tertekan.
Sementara dari dalam negeri, kebijakan pemerintah Indonesia melarang ekspor batu bara selama satu bulan dapat membebani neraca dagang.
Tingginya harga batu bara menjadi salah satu pemicu neraca dagang mampu mencatat surplus selama 19 bulan beruntun.
Surplus tersebut akan membantu transaksi berjalan (current account) Indonesia agar tidak mengalami defisit yang besar bahkan bisa mencatat surplus.
Defisit transaksi berjalan yang tidak besar atau jika bisa surplus akan memberikan dampak positif ke rupiah.
Ketika ekspor batu bara dilarang, surplus tentunya akan menyempit, bahkan tidak menutup kemungkinan kembali defisit. Sebab Penjualan batu bara ke luar negeri tersebut rata-rata tiap bulan ditaksir bernilai US$ 1,4 - 1,7 miliar atau senilai Rp 20 - 24 triliun (kurs Rp 14.350/US$).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan
