Yang Simpan Dolar Singapura Cuan nih! Nilai Tukarnya Melesat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 05/01/2022 12:01 WIB
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melesat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (5/1) hingga mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Dalam beberapa bulan ke depan, dolar Singapura berpeluang terus menanjak, sebab Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) diperkirakan akan mengetatkan kebijakan moneternya.

Pada pukul 10:55 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.592,31, dolar Singapura melesat 0,45% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 8 November lalu.

Data yang dirilis dari Singapura pagi ini menunjukkan sektor manufaktur kembali meningkatkan ekspansi di bulan Desember lalu. Hal ini membuktikan, meski virus Omicron menyerang, tetapi tidak memberikan dampak yang signifikan ke perekonomian.


IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI) naik menjadi 55,1 dari bulan sebelumnya 52.


PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi di atasnya ekspansi.

Angka indeks pada bulan lalu merupakan yang tertinggi sejak Julo 2021, dan sudah 13 bulan beruntun mencatat ekspansi.

Sementara di awal pekan ini Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura melaporkan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV-2021 dilaporkan tumbuh sekitar 5,9% year-on-year (yoy).

Mengutip CNBC International, angka ini di atas perkiraan para analis yang memprediksi pertumbuhan 5,4%.

"Produk domestik bruto (PDB) tumbuh 5,9% pada Oktober-Desember pada basis tahun-ke-tahun," ujar lembaga resmi itu. Secara kuartalan, ekonomi negara itu tumbuh hingga 2,6%.

Sementara itu, untuk keseluruhan tahun 2021, ekonomi Singapura tumbuh 7,2%. Pertumbuhan ini merupakan kenaikan tercepat sejak tahun 2010.

Kuatnya pertumbuhan ekonomi tahun lalu, dan masih berlanjut di awal tahun ini terlihat dari data PMI membuat MAS semakin kuat diperkirakan akan mengetatkan kebijakan moneternya, apalagi inflasi di Singapura sedang tinggi.

"Kami memperkirakan kebijakan moneter dan fiskal akan diketatkan lebih lanjut di tahun ini," kata Sung Eun Jung dari Oxford Economics, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (4/1).

Pasar kini melihat MAS akan kembali mengetatkan kebijakan moneternya pada bulan April, setelah melakukannya pada pertengahan Oktober 2021 lalu. Pengetatan 3 bulan lalu tersebut cukup mengejutkan dan membuat dolar Singapura yang sebelumnya tertekan melawan rupiah menjadi bangkit.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG dan Rupiah Kompak Menguat, Ada Apa?