
Ada Kabar Baik dari WHO, Harga Minyak 'Beterbangan'

"Kita makin banyak melihat studi yang menunjukkan bahwa omicron lebih menginfeksi tubuh bagian atas. Tidak seperti sebelumnya, di mana terjadi peradangan di paru-paru. In bisa menjadi kabar baik, tetapi kita masih butuh lebih banyak kajian. Kita pun melihat hubungan antara kasus baru dan angka kematian semakin kecil (decoupling)," terang Abdi Mahamud, Manajer Insiden WHO, seperti dikutip dari Reuters.
Meski demikian, Mahamud menegaskan kewaspadaan tidak boleh mengendur. Risiko masih besar, terutama di negara-negara dengan tingkat vaksinasi anti-virus corona yang rendah.
Meski virus corona varian omicron bisa melewati hadangan antibodi, Mahamud menyatakan vaksin masih ampuh untuk menopang ketahanan tubuh. "(Vaksin) bisa menghindari gejala berat dan perawatan di rumah sakit serta kematian. Tantangannya bukan ketersediaan vaksinĀ tetapi bagaimana vaksinasi menjangkau seluruh populasi, terutama mereka yang rentan," papar Mahamud.
Perkembangan ini bisa membuat berbagai negara mengendurkan pembatasan sosial (social distancing). Diharapkan aktivitas dan mobilitas masyarakat kembali meningkat sehingga mendongrak permintaan energi, termasuk minyak.
Prospek peningkatan permintaan ini membuat OPEC+ tidak mengubah kebijakannya. Pasokan minyak tetap akan ditambah 400.000 barel/hari pada bulan depan.
"Berdasarkan hasil pemantauan dan analisis, meski tingkat infeksi tinggi tetapi perawatan di rumah sakit tergolong rendah. Ini tidak akan banyak berdampak terhadap penurunan permintaan," kata Alexander Novak, Wakil Perdana Menteri Rusia, seperti diwartakan Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)