Mayoritas Bursa Asia Cerah, China Malah Keok!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Selasa, 04/01/2022 16:56 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia kembali ditutup positif pada perdagangan Selasa (4/1/2022).

Indeks Nikkei Jepang ditutup lompat 1,77% ke level 29.301,789, Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,06% ke 23.289,84, Straits Times Singapura melesat 1,45% ke 3.179,84, KOSPI Korea Selatan juga naik tipis 0,02% ke 2.989,24, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat 0,45% ke 6.695,37.

Sedangkan untuk indeks Shanghai Composite China terpaksa mengawali perdagangan perdananya di tahun 2022 dengan ditutup melemah 0,2% ke level 3.632,33. Pelemahan ini terjadi di tengah positifnya data aktivitas manufaktur China periode Desember 2021


Data aktivitas manufaktur China yang tercermin pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) pada Desember 2021 dilaporkan naik menjadi 50,9, dari sebelumnya pada November 2021 di angka 49,9, menurut Caixin/Markit.

Sementara itu dari versi NBS, PMI manufaktur China periode Desember 2021 juga naik, tetapi cenderung tipis menjadi 50,3, dari sebelumnya pada November 2021 di angka 50,1.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.

Meskipun data manufaktur Negeri Panda pada Desember tahun lalu cenderung positif, tetapi hal tersebut tidak dapat menggairahkan indeks Shanghai pada hari ini dan membuat indeks Hang Seng cenderung mendatar.

Hal ini karena investor merespons negatif dari rencana regulator dunia maya China yang akan menerapkan aturan baru, di mana aturan tersebut mengharuskan perusahaan platform digital yang memiliki data pengguna lebih dari 1 juta untuk menjalani tinjauan keamanan sebelum mencatatkan saham mereka di luar negeri. Aturan ini akan diterapkan pada 15 Februari 2022.

Tetapi, saham properti di China terpantau rebound, meskipun ancaman krisis likuiditas masih menerpa beberapa perusahaan properti China.

Indeks Real Estate CSI300 China naik 2,2%, sedangkan Indeks Properti Hang Seng melesat 3,5%. Saham China Evergrande Group melonjak s10% dalam perdagangan yang dilanjutkan pada hari ini, setelah pengembang mengatakan bahwa perintah untuk menghancurkan 39 bangunan di pulau resor Hainan tidak akan mempengaruhi sisa proyeknya.

Namun, sebagian besar pelaku pasar Asia masih optimis dan membuat mayoritas bursa Asia kembali menguat pada hari ini.

Bursa Asia kembali mengikuti pergerakan bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin kemarin waktu setempat, di mana ketiga indeks utama sukses ditutup positif pada perdagangan perdana di tahun 2022.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,68%, S&P 500 terapresiasi 0,64%, dan Nasdaq Composite melesat 1,2%.

Saham-saham teknologi jadi bintang di perdagangan perdana Wall Street pada 2022. Harga saham Apple melesat 2,5% dan menjadi emiten pertama dengan kapitalisasi pasar di atas US$ 3 triliun.

Namun yang paling fenomenal adalah Tesla. Harga saham emiten besutan Elon 'Tony Stark' Musk itu meroket hingga 12,4%.

Penyebabnya adalah kinerja perusahaan yang melampaui ekspektasi. Pada kuartal IV-2021, produksi mobil Tesla tercatat 308.600 unit. Lebih banya ketimbang perkiraan pasar yakni 263.026 unit. Selain itu, produksi tersebut meonjak sekitar 70% dibandingkan kuartal IV-2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Dibombardir Israel, Bursa Asia & IHSG "Kebakaran"