
Sempat Dibuka Naik 134 Poin, Dow Jones Terdesak ke Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) berjuang untuk bertahan di zona hijau pada pembukaan perdagangan Senin (3/1/2021), di tengah upaya membentuk pola Santa Claus Rally di Wall Street.
Indeks Dow Jones Industrial Average melompat 134 poin (+0,3%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) tapi selang 30 menit berbalik menjadi minus 3,69 poin (-0,01%) ke 36.334,61. Namun, S&P 500 naik 4,84 poin (+0,1%) ke 4.771,02 sedangkan Nasdaq bertambah 72,75 poin (+0,46%) ke 15.717,72.
Menurut Bank of America, bursa saham cenderung menguat di perdagangan awal tahun karena investor ingin memutar dananya secepat mungkin di tahun kalender baru. Mereka mencatat indeks S&P 500 menguat di pekan pertama kalender dalam 11 dari 13 tahun terakhir, dengan rerata kenaikan sebesar 1,6%.
Saham Tesla melesat 8,4% di pembukaan setelah produsen mobil listrik tersebut melaporkan 308.600 pengiriman mobil baru pada kuartal IV-2021, atau mengalahkan estimasi pasar. Saham Ford Motor dan General Motors mengekor, masing-masing dengan reli sebesar 1,5% dan 2,6%.
Saham siklikal yang diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi juga menguat, seperti American Airlines dan United Airlines yang melompat sekitar 3%, sementara Carnival Cruise Lines lompat 3%.
Tahun lalu, S&P 500 melompat nyaris 27%, sementara Nasdaq dan Dow Jones juga melesat sekalipun dibayangi sentimen negatif terkait pandemi. Munculnya varian terbaru Covid-19 yakni omicron memicu pembatalan ribuan penerbangan komersial selama libur pergantian tahun.
Beberapa sentra bisnis juga ditutup, sementara bank raksasa di AS memerintahkan pegawainya untuk bekerja dari rumah pada pekan pertama Januari.
Penasihat kesehatan Gedung Putih Anthony Fauci kepada ABC mengatakan bahwa pejabat kesehatan AS kemungkinan dalam waktu dekat akan merilis pembaruan berupa rekomendasi tambahan tes bagi mereka yang pernah terdeteksi positif Covid tanpa harus isolasi diri.
Inflasi dan kebijakan moneter akan menjadi kunci pergerakan bursa dunia tahun ini, di mana investor mengekspektasikan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuannya beberapa kali untuk membantu meredakan inflasi.
"Bersamaan dengan ekonomi secara keseluruhan, cerita pasar pada 2022 adalah kembali ke normal. Dengan berlanjutnya penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan belanja, pengelolaan bisnis dan investasi, ekonomi akan kembali normal," tutur Brad McMillan, Kepala Investasi Commonwealth Financial Network, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Pekan pertama tahun ini akan diwarnai rilis data ekonomi seperti data tenaga kerja per Desember pada penghujung hari perdagangan. Sementara pada hari ini, investor akan memantau pembaruan outlook aktivitas manufaktur dan belanja konstruksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir