
Tahun Ini Diramal Tembus 7.000, IHSG Sesi 2 Mentok di Berapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mencatat penguatan 0,84% ke 6.637,004, dengan level tertinggi harian 6.641,215. Mayoritas saham hari ini menguat yakni sebanyak 291 unit, sedangkan 238 melemah, dan 143 sisanya flat.
Tahun ini IHSG diprediksi tumbuh signifikan dan menembus level 7.000-an seiring pemulihan ekonomi yang terus berlanjut. Sejumlah sektor, terutama yang sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi, bisa melanjutkan kinerja positifnya.
Optimisme tersebut didasarkan pada berlanjutnya tren pemulihan. Para pelaku pasar optimistis ekonomi RI bisa tumbuh dengan laju 5% seperti sebelum pandemi.
Baik analis lokal maupun asing sepakat bahwa IHSG dapat memberikan return positif tahun depan.
Data dari dalam negeri aktivitas manufaktur yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI) yang mengalami pelambatan.
IHS Markit melaporkan PMI manufaktur Indonesia pada bulan Desember sebesar 53,5. sedikit melambat dari bulan sebelumnya 53,9.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.
Skor PMI manufaktur Desember 2021 jadi yang terendah dalam tiga bulan terakhir.
Meski ekspansi sektor manufaktur sedikit mengalami pelambatan, namun Jingyi Pan, Economics Associate Director IHS Markit mengatakan secara keseluruhan sentimen sangat positif.
"Namun demikian, keseluruhan sentimen bertahan sangat positif, dengan tingkat kepercayaan diri bisnis di atas rata-rata jangka panjang menunjukkan bahwa manufaktur Indonesia masih optimis terhadap pertumbuhan produksi berkelanjutan selama periode tahun 2022," kata Jingyi Pan.
Secara teknikal, IHSG kini berada di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), di kisaran 6.600 hingga 6.615 yang merupakan resisten kuat masih menahan kenaikan IHSG di pekan terakhir 2021. Dalam 3 hari perdagangan terakhir pekan lalu, IHSG selalu gagal mengakhiri perdagangan di atasnya.
Jika mampu bertahan di atasnya, IHSG berpeluang menguat ke 6.650 di sesi 2, dan tentunya membuka ruang lebih besar untuk kembali menguat besok.
![]() Foto: Refinitiv |
Sebaliknya selama tertahan di bawah MA 50, tekanan IHSG menjadi cukup besar. Hingga Jumat pekan lalu IHSG kini sudah 10 hari di bawah MA 50. Di sisi lain, IHSG juga belum lepas dari tekanan pola Shooting Star pada Senin (13/12), yang membuat bursa kebanggaan Tanah Air jeblok sehari setelahnya.
Pola tersebut sebelumnya muncul pada Kamis (25/11), setelahnya IHSG merosot selama beberapa hari.
Pola Shooting Star merupakan sinyal reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset.
![]() Foto: Refinitiv |
Indikator Stochastic kini berbalik berada di wilayah jenuh beli (overbought) pada grafik 1 jam, sehingga ruang penguatan IHSG di sesi 2 lebih terbatas.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Support terdekat berada kisaran 6.600 hingga 6.615. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuat IHSG merosot ke 6.570.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000