Hari Pertama 2022, Saham CPO Lari Berjamaah

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Senin, 03/01/2022 14:11 WIB
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terkerek naik hingga penutupan sesi I perdagangan Senin (3/12/2021). Kenaikan saham tersebut terjadi di tengah kontrak berjangka CPO juga terkerek hampir 4% hingga siang ini.

Berikut kenaikan saham CPO berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga sesi I.

  1. Gozco Plantations (GZCO), saham +5,80%, ke Rp 73/saham


  2. Provident Agro (PALM), +3,45%, ke Rp 900/saham

  3. Eagle High Plantations (BWPT), +2,70%, ke Rp 76/saham

  4. Triputra Agro Persada (TAPG), +1,64%, ke Rp 620/saham

  5. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), +1,55%, ke Rp 980/saham

  6. SMART (SMAR), +1,38%, ke Rp 4.420/saham

  7. Jaya Agra Wattie (JAWA), +0,74%, ke Rp 272/saham

  8. Tunas Baru Lampung (TBLA), +0,63%, ke Rp 800/saham

  9. Astra Agro Lestari (AALI), +0,53%, ke Rp 9.550/saham

  10. PP London Sumatra Indonesia (LSIP), +0,42%, ke Rp 1.190/saham

Menurut data di atas, saham GZCO memimpin kenaikan, yakni mencapai 5,80% ke Rp 73/saham, usai melejit masing-masing sebesar 1,64% dan 11,29% pada 29-30 Desember 2021.

Di posisi kedua, saham PALM terapresiasi 3,45% ke posisi Rp 900/saham, memutus tren pelemahan dalam 5 perdagangan di penghujung 2021.

Saham BWPT dan TAPG juga ikut mencuat 2,70% dan 1,64% hingga siang ini di tengah nilai transaksi yang cukup ramai, masing-masing Rp 2 miliar dan Rp 3 miliar.

Setali tiga uang, saham TAPG juga naik 1,64%, rebound dari koreksi pada 29-30 Desember tahun lalu.

Sementara, menurut data Refinitiv, harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives naik 3,96% ke MYR 4.883/ton hingga pukul 11.29 WIB.

Sepanjang 2021, harga CPO melesat 30,47%. Ini adalah kenaikan tahunan terbesar sejak 2019, sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

Harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives diperkirakan akan diperdagangkan dalam mode range-bound minggu ini seiring pelaku pasar kekurangan katalis pergerakan menjelang tahun baru 2022.

Melansir Bernama, Trader minyak sawit David Ng mengatakan para pedagang kekurangan petunjuk baru, terutama pada data produksi dan ekspor untuk Januari 2022.

"Pada dasarnya pelaku pasar tidak memiliki katalis berita yang dapat mendorong harga CPO lebih tinggi," katanya kepada Bernama.

Oleh karena itu, dia mengatakan kontrak berjangka CPO diperkirakan akan diperdagangkan antara MYR 4.500 dan MYR 4.800 per ton.

Sementara pemilik dan salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura Dr Sathia Varqa mengatakan, perdagangan minggu ini akan didasarkan pada data kinerja industri minyak sawit Asosiasi Minyak Sawit Malaysia (MPOA) untuk Desember 2021.

"Pedagang juga akan mengambil sikap hati-hati mengikuti perkiraan penawaran dan permintaan dari lembaga survei menjelang data Dewan Minyak Sawit Malaysia pada 10 Januari 2022," katanya.

Tahun ini, permintaan diprediksi tetap tangguh mengingat konsumsi yang lebih tinggi secara global tetap menopang harga CPO. Permintaan akan tumbuh dari permintaan minyak nabati yang tumbuh dan biofuel.

Persediaan minyak sawit diperkirakan sedikit meningkat dan akhirnya kembali ke tingkat pra-pandemi sekitar dua juta ton hingga tiga juta ton pada tahun 2022, menurut riset MIDF Research.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adu Strategi Sawit RI di Tengah Tekanan Ekonomi Global