
Listing, Perusahaan Batu Bara Boy Thohir Sentuh ARA

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menguat 35% atau mengalami auto reject atas (ARA) ke Rp 135/saham saat pertama kali dicatatkan di bursa. Hari ini merupakan hari perdagangan pertama bagi anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) ini.
Saham tersebut diperdagangkan 19,59 juta saham dengan nilai Rp 2,64 miliar sebanyak 892 kali. ADMR memiliki kapitalisasi pasar (market cap) senilai Rp 5,52 triliun.
Presiden Direktur Iwan Dewoyono Budiyuwono mengatakan perusahaan memiliki kegiatan utama pertambangan batu bara metalurgi melalui anak usahanya, jasa pertambangan dan jasa konsultan manajemen.
"Melalui perusahaan anak, perusahaan memiliki lima konsesi PKP2B di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur dengan sumber daya sebesar 9.080 juta ton dan cadangan sebesar 170 juta ton batu bara metalurgi berkualitas tinggi," kata Iwan dalam sambutan pencatatan sahamnya, Senin (3/1/2022).
Dia mengungkapkan potensi pertumbuhan perusahaan ke depan ditunjang oleh permintaan batu bara metalurgi yang diperkirakan masih akan tinggi. Ditambah dengan kualitas batu bara yang dimiliki perusahaan berkualitas tinggi.
Lebih lanjut, Presiden Komisaris Adaro Minerals Garibaldi Thohir mengatakan Adaro Minerals salah satu motor pertumbuhan masa depan AE seiring dengan objektif Adaro untuk memiliki model bisnis yang berkelanjutan.
"Kami telah mengembangkan aset kelas dunia yang dimiliki AMI dalam beberapa tahun belakangan untuk membuka potensi salah satu deposit batu bara metalurgi yang erbesar di dunia. Hal ini sejalan dengan objektif AE untuk menciptakan nilai maksimum berkelanjutan dari batu bara Indonesia," terangnya dalam keterangan tertulis.
Untuk diketahui, perusahaan melalui perusahaan anak telah mengoperasikan dua konsesi PKP2B, yaitu melalui PT Lahai Coal (LC) dan PT Maruwai Coal (MC). MC merupakan satu-satunya konsesi yang menjalankan aktivitas produksi dan memproduksi batu bara kokas keras dari tambang Lampunut, sementara LC saat ini sedang melakukan optimalisasi tambang.
Perusahaan akan terus mengembangkan pasarnya di negara-negara penghasil baja di wilayah Asia.
Berdasarkan prospektus penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) yang dirilis, jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 6.048.580.000 dengan nominal Rp 100/saham, setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum. Dengan demikian, perusahaan akan mendapatkan dana senilai Rp 604,85 miliar.
Dana dari IPO ini sebesar 58,3% akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman kepada anak usahanya, PT Maruwai Coal (MC), untuk belanja modal berupa perbaikan dan peningkatan kapasitas infrastruktur pertambangan batu bara serta infrastruktur pendukung.
Hal ini diberikan dalam rangka meningkatnya produksi batu bara dan biaya eksplorasi dalam rangka keperluan pengembangan teknik penambangan di Lampunut dalam kurun waktu tahun 2022 sampai dengan 2023.
Sedangkan sisanya akan digunakan untuk membayar kembali sebagian pokok pinjaman perusahaan ada Adaro Energy.
Secara kinerja, perusahaan mencatatkan laba tahun berjalan Rp US$ 44,99 juta atau Rp 638,85 miliar per 31 Desember 2021 lalu. Nilai ini berbanding terbalik dengan posisi di periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan kerugian US$ 18,63 juta.
Pendapatan usaha perusahaan pada periode ini mencapai US$ 206,62 juta atau Rp 2,93 triliun. Naik signifikan dari posisi akhir Agustus 2020 yang sebesar US$ 74,79 juta.
Aset perusahaan tercatat senilai US$ 811,001 juta, turun dari posisi US$ 855,22 juta di akhir 2020. Liabilitas tercatat senilai US$ 761,96 juta, meningkat dari posisi US$ 596,07 juta di tahun lalu.
Ekuitas perusahaan turun drastis menjadi US$ 49,03 juta dari posisi yang sama tahun lalu sebesar US$ 259,14 juta per 31 Desember 2020.
(mon/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Satu Lagi Perusahaan Boy Thohir IPO, Ini Harganya