
IHSG Kalah dari Bursa Vietnam & Thailand, Nomor 4 di ASEAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil tumbuh dua digit pada tahun ini. Namun, performa positif indeks acuan saham nasional tersebut masih berada di belakang indeks saham di Vietnam, Thailand, hingga Singapura.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG terkerek naik 10,08% ke posisi 6.581,48 per perdagangan terakhir pada tahun ini, Kamis (30/12/2021). Sejak awal tahun, investor asing tercatat melakukan beli bersih Rp 36,52 triliun di pasar reguler, tetapi membukukan jual bersih Rp 6,82 triliun di pasar negosiasi dan pasar tunai.
IHSG berhasil sukses melesat pada tahun ini di tengah sejumlah sentimen negatif yang membayangi, mulai dari pandemi Covid-19 yang disertai munculnya varian baru, kebijakan pengetatan moneter oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), dan inflasi yang meninggi di sejumlah negara.
IHSG juga sempat mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Pada 22 November lalu, IHSG ditutup di level tertinggi sepanjang masa 6.723,39.
Selain itu, sejumlah rekor lainnya terjadi sepanjang tahun ini di bursa saham RI.
Pertama, jumlah investor pasar modal meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan 4 tahun lalu. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai dengan 29 Desember 2021 investor pasar modal telah meningkat 92,7% menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020.
Empat tahun sebelumnya, sekitar awal 2017 jumlah investor pasar modal di Indonesia tercatat hanya 1 juta investor.
Menariknya, pertumbuhan investor pasar modal didominasi oleh kalangan milenial atau yang berusia di bawah 30 tahun sebesar 59,81%.
Kedua, rata-rata nilai transaksi harian di BEI naik lebih dari 46% menjadi Rp 13,51 triliun dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 9,2 triliun.
Ketiga, BEI mencatat, penggalangan dana melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) menjadi yang terbesar dalam sejarah pasar modal.
Sampai dengan akhir 2021, terdapat 54 perusahaan yang melantai di BEI dengan perolehan dana IPO sebesar Rp 62,61 triliun. Dengan ini, sudah ada 766 perusahaan yang 'manggung' di BEI.
Keempat, OJK mencatat, sepanjang 2021 nilai dana penggalangan di pasar modal mencapai Rp 358,4 triliun. Angka ini merupakan nilai tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.
Lantas, bagaimana performa IHSG dibandingkan sejumlah bursa saham utama di ASEAN lainnya pada tahun ini?
Berikut ini Tim Riset CNBC Indonesia menyajikan tabel rapor IHSG dan indeks saham di 5 negara lainnya di kawasan Asia Tenggara pada tahun ini.
Kinerja Indeks Saham di 6 Negara ASEAN pada 2021
Negara | Indeks Saham | Posisi Terakhir | Performa 2021 (%) |
Vietnam | VN-Index | 1485.97 | 34.61 |
Thailand | SETi | 1657.71 | 14.38 |
Singapura | STI | 3131.88 | 10.13 |
Indonesia | IHSG | 6581.48 | 10.08 |
Filipina | PSEi | 7334.56 | 2.73 |
Malaysia | FTSE BM | 1541.66 | -5.26 |
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI) | Posisi Terakhir per 30 Desember 2021
Menurut data di atas, indeks saham Vietnam VN-Index menjadi jawara di kawasan ASEAN dengan melonjak hingga 34,61% ke level 1.485,97 per 30 Desember 2021.
Mirip dengan situasi di Tanah Air, pasar saham Vietnam juga sedang menemukan momentumnya pada 2021.
Booming alias hebohnya pasar saham di negeri bercorak sosialis tersebut turut membuat VN-Indes menyentuh rekor tertinggi pada tahun ini. Likuiditas pasar dan jumlah investor saham pun melesat.
Beberapa kali rekor baru tercipta. Level 1.300 hingga 1.400 pun terlewati pada tahun ini.
Melansir Vietnamnet, Kamis (30/12), rekor baru bahkan kembali dibuat pada minggu terakhir November lalu, ketika Indeks VN untuk pertama kalinya mencapai ambang 1.500 poin, kendati ada berita buruk tentang munculnya Covid-19 Omicron.
Secara makro, pada 2020, pasar Vietnam masuk ke dalam 10 negara teratas dengan ketahanan dan pemulihan terkuat selama pandemi. Sementara, pada 2021, pasar terus tumbuh sejalan dengan tren kenaikan di dunia.
Hingga hari ini, di Vietnam, ekspektasi di pasar saham tetap relatif tinggi. PYN Elite, misalnya, memprediksi bahwa dana talangan pemerintah untuk pemulihan ekonomi senilai VND 800 triliun untuk 2022-2024 dapat mendorong VN-Index ke level 2.500 poin pada akhir 2024.
Lonjakan indeks saham yang tinggi dibarengi juga dengan likuiditas pasar yang moncer.
Pada dua tahun yang lalu, nilai perdagangan saham di Vietnam hanya VND 10 triliun per sesi bisa dikatakan merupakan mimpi siang bolong. Namun, kali ini beda cerita.
Pada 20 November 2021, misalnya, nilai perdagangan mencapai VND 56,3 triliun, atau senilai US$ 2,4 miliar saham diperdagangkan.
Antusiasme investor ritel pun semakin tinggi.
Sebanyak 1,3 juta rekening efek dibuka dalam 11 bulan pertama tahun ini di Vietnam, sama dengan total gabungan rekening yang dibuka dalam tiga tahun terakhir.
Menurut Vietnam Securities Depository (VSD), pada November saja, hampir 221.000 rekening efek dibuka. Ini merupakan angka tertinggi dalam 21 tahun sejarah pasar saham Vietnam.
Para analis mengaitkan melonjaknya jumlah rekening sekuritas baru dengan suku bunga deposito bank yang rendah, kontrol ketat Pemerintah pada obligasi korporasi dan seiring proses pemulihan ekonomi di era normal yang baru.
Sementara, berbeda dengan negara ASEAN lainnya, indeks saham di Bursa Malaysia malah minus (-5,26%) sepanjang 2021.
Menurut The Malaysian Reserve, Jumat (31/12), amblesnya indeks saham Malaysia terjadi seiring adanya arus dana keluar dari investor institusional sepanjang tahun.
Selain itu, memudarnya minat investor dalam perdagangan di Bursa Malaysia menunjukkan ritel juga menjadi lebih berhati-hati seiring pihak bursa menyambut aturan soal bea materai yang lebih tinggi pada perdagangan efek seperti yang diusulkan dalam Anggaran Negara 2022.
Kendati performa indeks FTSE BM yang loyo, volume saham yang diperdagangkan di Bursa Malaysia telah kembali ke rata-rata pra-pandemi, yakni sekitar 2,5 miliar efek yang diperdagangkan setiap hari senilai sekitar MYR 2 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Ternyata Raup Capital Inflow Terbesar Se-Asia Tenggara!