
Jadi Idola di Tahun Ini, 2022 Dolar AS Bakal 'Kiamat'?

Jeffrey Gundlach, CEO Double Line Capital, beberapa bulan lalu memprediksi dolar AS akan mengalami 'kiamat' dalam jangka menengah. Gundlach yang dijuluki 'Raja Obligasi' melihat defisit Amerika Serikat baik itu defisit perdagangan ataupun defisit fiskal yang terus menanjak akan menjadi pemicu penurunan tajam dolar AS.
"Pada akhirnya, besarnya defisit kita (Amerika Serikat), baik defisit perdagangan yang melonjak pasca pandemi, dan defisit fiskal, yang jelas sangat tinggi, menunjukkan dalam jangka menengah, saya tidak berfikir tahun ini, tetapi jangka menengah, dolar AS akan mengalami penurunan yang besar," kata Gundlach dilansir CNBC International 15 Juli lalu.
Data dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan defisit neraca perdagangan barang di bulan November mencapai US$ 97,8 miliar, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan dari bulan sebelumnya juga sangat tajam, sebesar 17,5% dari US$ 83,2 miliar di bulan Oktober.
Sementara itu defisit fiskal AS di tahun ini mencapai US$ 2,77 triliun, tertinggi kedua sepanjang sejarah. Sementara rekor defisit sebesar US$ 3,13 triliun tercatat pada tahun lalu.
Gundlach yang mengelola aset senilai US$ 135 miliar per 31 Maret lalu, melalui Double Line Capital tersebut melihat dalam jangka pendek di tahun ini dolar AS memang masih menjadi favorit.
"Pertanyaannya sekarang, sejauh mana horison anda. Untuk jangka pendek, tentu saja dinamika yang terjadi masih membuat dolar AS menguat secara moderat. Tetapi untuk jangka panjang, saya pikir dolar AS akan 'kiamat'," kata Gundlach.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]