Jisdor Melemah Tipis, Rupiah di Spot Terburuk ke-3 di Asia
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar baik mengenai virus corona varian Omicron belum mampu mendongkrak kinerja rupiah pada perdagangan Kamis (30/12). Rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) baik di kurs tengah Bank Indonesia (BI) maupun di pasar spot.
Di kurs tengah BI atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah hari ini melemah tipis 0,03% ke Rp 14.269/US$.
Sementara di pasar spot meski sempat menguat 0,18% di awal perdagangan, rupiah justru berbalik melemah 0,11 ke Rp 14.265/US$.
Rupiah tidak sendirian, mayoritas mata uang utama Asia juga melemah melawan dolar AS. Hingga pukul 16:17 WIB, hanya bath Thailand, rupee India dan ringgit Malaysia yang menguat. Sementara rupiah menjadi yang terburuk ketiga, hanya lebih baik dari won Korea Selatan dan yen Jepang.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Kabar baik terkait virus corona Omicron terus berdatangan. Tetapi perdagangan yang sepi membuat rupiah kesulitan mempertahankan penguatan.
Sebelumnya, hasil studi di Afrika Selatan menunjukkan orang-orang yang terinfeksi Omicron, terutama yang sudah divaksin memiliki, akan memiliki imun yang lebih kuat dalam menghadapi varian Delta.
Terbaru, John Bell, profesor kedokteran di Universitas Oxford serta penasehat pemerintah Inggris menyatakan pemandangan horor gelombang Covid-19 sudah menjadi sejarah.
Saat berbicara di BBC Radio 4, Bell menganalisa data dari Inggris di mana penambahan kasus per hari mencapai rekor tertinggi, dan penerimaan pasien di rumah sakit berada di level tertinggi sejak bulan Maret. Tetapi, Bell mengatakan jumlah orang yang berada di ICU, khususnya yang sudah divaksinasi masih sangat, sangat rendah.
"Jumlah orang yang sakit parah dan meninggal akbat Covid-19 secara mendasar tidak mengalami perubahan sejak kita divaksinasi dan itu merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diingat," kata Bell kepada BBC sebagaimana diwartakan CNBC International, Rabu (29/12).
Kemudian dari Amerika Serikat, ahli penyakit menular Gedung Putih Anthony Fauci memperkirakan penyebaran Omicron di Negeri Paman Sam akan mencapai puncaknya pada akhir Januari.
"Saya membayangkan, melihat ukuran negara kita dan melihat perbedaan antara yang sudah divaksinasi dan belum, hal itu (puncak kasus) kemungkinan akan terjadi beberapa pekan lagi, saya pikir akan terjadi di akhir Januari," tambahnya.
Sebelumnya dalam konferensi pers Gedung Putih, Fauci juga mengatakan jika data yang ada saat ini menunjukkan Omicron tidak menimbulkan penyakit berat seperti varian Delta. Tetapi, Fauci juga memperingatkan untuk tidak berpuas diri, sebab Omicron menyebar dengan sangat cepat.
Selain itu Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus juga optimistis fase akut dari pandemi bisa berakhir di tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)