
Dinilai Siap Ekspansi Bisnis, Prospek Saham MTEL Cerah

Jakarta, CNBC Indonesia - Prospek bisnis PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel dipandang sangat menjanjikan ke depannya. Selain karena bisnis eksisting di bidang menara, prospek positif dimiliki Mitratel karena perusahaan berpeluang melakukan ekspansi bisnis ke bidang lain.
Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronisberkata, peluang Mitratel berkembang dipengaruhi besarnya peluang perusahaan menambah rasio penyewaan (tenancy ratio) dari posisi 1,5 kali menjadi 1,9 kali atau lebih. Menurut Niko, saat ini tenancy ratio Mitratel ada di angka 1,5 kali karena perusahaan baru saja mengakuisisi 4 ribu menara telekomunikasi dari Telkomsel, dan 798 menara dari PT Telkom Indonesai (Persero) Tbk (TLKM).
"(Rasio penyewaan 1,5 kali) berarti ada banyak menara yang masih single tenant. Ke depan, semua (menara) single tenant itu akan digunakan dan kami memprediksi ke level 2 kali atau 1,9 kali (tenancy ratio). kami percaya MTEL sangat menarik sekarang bagi operator lain untuk ekspansi jaringannya," kata Niko dalam program Profit CNBC Indonesia, Senin (27/12/2021).
Niko berpendapat, Mitratel juga berpotensi melakukan ekspansi bisnis ke bidang project solution dan penyediaan digital services. Salah satu ekspansi bisnis yang mungkin dilakukan Mitratel adalah menyediakan paket layanan fiber optic dan menara kepada pelanggan.
Bisnis digital services yang mengandalkan jaringan fiber optic diprediksi memiliki masa depan cerah, karena lalu lintas data selalui naik signifikan tiap tahun. Peningkatan lalu lintas data membuat operator telekomunikasi membutuhkan kabel fiber optic berkapasitas besar demi menjaga layanan kepada pelanggan.
"Fiber revenue akan meningkat bagi Mitratel. Banyak proyek-proyek telekomunikasi, pemerintah, tapi ke depan kita lihat masuk ke teknologi 5G akan meningkat juga (kebutuhan masyarakat) seperti gaming, video, metaverse. Semua akan interaksi di metaverse dan akan bertumbuh kalau sudah ada 5G," tutur Niko.
Dia yakin Mitratel memiliki kemampuan dan sumber daya cukup untuk melakukan ekspansi bisnis ke ranah digital services dan project solution, seiring banyaknya pendanaan yang diperoleh perusahaan dari initial public offering (IPO) per 22 November lalu. Selain itu, dia memprediksi akan ada pertumbuhan bisnis di bidang menara seiring meningkatnya lalu lintas data di Indonesia.
BRI Danareksa Sekuritas mengestimasi ada 15% kontribusi yang akan diraih Mitratel dari bisnis yang mereka kembangkan di luar sektor menara ke depannya. Berdasarkan perhitungan tersebut, Niko memasang benchmark harga saham MTEL sebesar 13 - 14 kali dibanding EBITDA perusahaan.
"Harga IPO memberi kesempatan investor masuk ke harga menarik. Top line organik (total pendapatan sebelum dikurangi beban) bisa naik10% di 2022, di 2023 bisa sampai 15%. Dari segi bottom line (pendapatan bersih) sekitar 20% rata-rata pada 2022-2023. (Proyeksi harga saham MTEL) kami perkirakan ke harga Rp1.000 - Rp1.100 per lembar," katanya.
(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Henry Yosodiningrat Mundur dari Kursi Komisaris Mitratel