Bukan Saham, Ternyata Ini Aset Pembawa Cuan di Tahun 2021

Putra, CNBC Indonesia
27 December 2021 12:01
FILE PHOTO: Bitcoin (virtual currency) coins placed on Dollar banknotes, next to computer keyboard, are seen in this illustration picture, November 6, 2017.  REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah akhir tahun saatnya investor mulai melakukan evaluasi terhadap kinerja portofolio investasinya dan mulai merancang strategi untuk menyambut tahun 2022.

Sentimen yang menggerakkan pasar keuangan global di sepanjang tahun 2021 adalah pandemi Covid-19, inflasi, tapering the Fed dan krisis gagal bayar obligasi emiten properti China.

Memang sentimen cukup beragam dan cenderung negatif. Namun aset keuangan berupa saham masih mencatatkan kinerja yang positif. Bahkan kinerja saham teknologi mengungguli kinerja indeks saham global.

Hal ini mengindikasikan bahwa investor cenderung agresif memburu aset-aset berisiko dan lebih bertaruh pada pemulihan ekonomi global sebagai tesis investasinya.

Sementara itu aset aman seperti emas dan obligasi pemerintah cenderung melemah tipis di saat risk appetite investor membaik.

Penurunan harga obligasi pemerintah mencerminkan kenaikan yield. Di tengah kenaikan inflasi dan peluang pengetatan kebijakan moneter, wajar jika investor meminta imbal hasil lebih tinggi pada aset pendapatan tetap ini.

Kenaikan inflasi seharusnya mendorong harga emas untuk naik. Namun tahun ini kinerja emas agak 'melempem'. Meskipun membukukan kinerja minus, pelaku pasar masih yakin prospek harga emas masih bisa naik tahun depan.

Menariknya, saat inflasi sedang tinggi-tingginya yang banyak diburu dan semakin populer adalah aset digital seperti cryptocurrencies.

Bahkan jika dibandingkan dengan aset lain yang cenderung konvensional seperti saham, return berinvestasi dari capital gain di mata uang kripto jauh lebih tinggi.

Token kripto yang tercermin dari Indeks Kripto 200 menjadi jawara aset keuangan dengan cuan tertinggi tahun ini.

Apabila mengacu pada data Refinitiv, secara year to date (ytd) indeks yang berisikan 200 token kripto pilihan ini menghasilkan gain sebesar 141%.

Di posisi kedua ada saham-saham teknologi global yang naik 29% baru di posisi ketiga ada indekw saham MSCI Global yang menguat 16%.

Aset

Return

Crypto 200 Index

141%

World Tech Stock Index

29%

MSCI World

16%

Indeks Dolar AS

7%

World Government Bond Index

-2%

Gold

-5%

Di saat banyak regulator dan pembuat kebijakan yang skeptis serta berupaya menyingkirkan token kripto, aset digital yang baru seumur jagung ini justru semakin diminati baik investor ritel maupun institusi.

Bahkan token kripto seperti Bitcoin dianggap sebagai emas di era baru yang dapat digunakan sebagai aset lindung nilai (hedging) terhadap inflasi karena fungsinya ditujukan sebagai pengganti mata uang fiat karena suplainya yang terbatas.

Selain itu ekosistem kripto juga dibangun dengan teknologi revolusioner bernama blockchain. Sehingga walaupun dinilai tak memiliki nilai intrinsik, tetapi sebenarnya aset digital intangible ini dapat dinilai dari dampak teknologi dan ekosistem yang dikembangkan yang mampu mengubah dunia.

Namun yang menjadi catatan selama ini aset kripto masih terbilang sangat berisiko mengingat tingkat volatilitasnya yang tinggi. Sehingga bagi investor yang moderat atau konservatif, harus jauh lebih berhati-hati dalam memasukkan aset kripto ke dalam portofolionya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular