
Bursa Asia Cerah, Tapi Nikkei-Hang Seng Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia ditutup menguat pada perdagangan Jumat (24/12/2021), di mana pasar saham Jepang dan China terpantau terkoreksi jelang libur Natal 2021.
Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup naik 0,13% ke level 23.223,76, Straits Times Singapura menguat 0,37% ke posisi 3.108,28, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,48% ke 3.012,43, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir tumbuh 0,11% ke 6.562,90.
Namun, untuk indeks Nikkei Jepang dan Shanghai Composite China berakhir di zona merah pada hari ini. Indeks Nikkei ditutup turun tipis 0,05% ke level 28.782,59 dan Shanghai melemah 0,69% ke posisi 3.618,05.
Indeks Nikkei berakhir terkoreksi tipis pada hari ini karena sentimen investor cenderung merespons negatif dari kabar infeksi virus corona (Covid-19) varian Omicron pertama di Tokyo, di mana varian ini muncul dari transmisi komunitas.
Pada Rabu lalu, Gubernur Osaka, Hirofumi Yoshimura melaporkan bahwa kasus Omicron tersebut berasal dari satu keluarga yang tinggal di kotanya. Tetapi keluarga yang terinfeksi Omicron tersebut sebelumnya tidak melakukan perjalanan ke luar negeri. Namun, Yoshimura menduga bahwa keluarga tersebut terjangkit Omicron berasal dari kasus komunitas
"Saya percaya ini dianggap sebagai kasus transfer komunitas. Saya pikir ini akan menjadi yang pertama di perfektur Osaka dan tentunya di Jepang," kata Yoshimura, dikutip dari Reuters.
Meskipun telah ditemukan kasus Omicron di Jepang, tetapi pemerintah Negeri Sakura tidak mempertimbangkan perubahan segera pada pembatasan Covid-19 saat ini. Hal ini diutarakan oleh Kepala Sekretaris Kabinet, Hirokazu Matsuno pada Kamis kemarin.
Pemerintah Jepang juga telah mempersiapkan proses testing gratis yang lebih meluas kepada orang-orang yang tidak memiliki gejala Covid-19, untuk mencegah penyebaran Omicron lebih meluas.
Sementara itu di China, indeks Shanghai juga ditutup di zona merah, karena diperberat oleh saham sektor energi. Kekhawatiran investor terkait Covid-19 lokal di China juga membebani sentimen investor.
Meningkatnya infeksi Covid-19 di kota Xi'an China telah mendorong pemerintah setempat kembali memberlakukan karantina wilayah (lockdown) di kota tersebut. Hal ini membuat operasional beberapa perusahaan di kota tersebut kembali terpengaruh.
Di lain sisi, saham sektor energi di China terpantau ambles 4,1%, dengan saham produsen kendaraan energi baru dan industri fotovoltaik masing-masing ambruk 4,4% dan 3,8%. Sedangkan saham produsen baterai, China CATL anjlok 7,3%.
Meskipun pasar saham Jepang dan China ditutup di zona merah, tetapi secara mayoritas, sikap investor di Asia masih cenderung optimis pada hari ini, setelah kabar positif dari seputaran Omicron terus berdatangan di pasar global.
Kabar positif datang dari Afrika Selatan (Afsel), di mana penderita Omicron memiliki peluang 80% bergejala ringan sehingga tidak harus 'mondok' ke rumah sakit. Selain di Afsel, penelitian serupa yakni di Universitas Edinburg, Inggris menunjukkan bahwa pasien rawat inap akibat Omicron ternyata 68% lebih rendah dari kasus varian Delta.
Investor juga masih merespons positif dari persetujuan obat Covid-19 buatan Pfizer oleh Balai Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS).
Rabu lalu, FDA telah menyetujui peredaran obat Covid-19 besutan Pfizer. Studi menunjukkan bahwa obat berbentuk pil tersebut memiliki efektivitas hingga 89% untuk meringankan gejala Covid sehingga penderita tak perlu 'mondok' di rumah sakit. Lalu pada Kamis kemarin, izin serupa diterbitkan bagi Merck.
Kedua kabar tersebut seakan menjadi kado Natal pada tahun ini dan menghapus kekhawatiran yang dalam sebulan terakhir menyelimuti pemodal mengenai peluang terjadinya gelombang ketiga pandemi, dan pembatasan sosial (lockdown) skala besar.
Ke depan, ada harapan bahwa Omicron justru mengakhiri pandemi seperti yang terjadi pada Spanish Flu pada 1918 silam, di mana masyarakat dan virus H1N1 saat itu sudah bisa berdamai dan hidup bersamaan sampai sekarang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
